Saksi Bisu Tsunami: Masjid Raya Baiturrahman dan Pelajaran dari Tragedi Aceh

Saksi Bisu Tsunami: Masjid Raya Baiturrahman dan Pelajaran dari Tragedi Aceh

Saksi Bisu Tsunami: Masjid Raya Baiturrahman dan Pelajaran dari Tragedi Aceh--

PAGARALAMPOS.COM - Masjid Raya Baiturrahman, yang terletak di jantung kota Banda Aceh, adalah salah satu ikon kebanggaan masyarakat Aceh.

Dengan arsitektur megah dan sejarah panjangnya, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu peristiwa tragis yang mengguncang dunia pada 26 Desember 2004, yaitu tsunami Aceh.

Sejarah Masjid Raya Baiturrahman

Masjid ini dibangun pada tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda dan merupakan lambang kekuasaan dan keagungan kerajaan Aceh.

Dengan gaya arsitektur yang khas, Baiturrahman memiliki kubah besar dan menara yang menjulang tinggi, menjadikannya pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Aceh.

BACA JUGA:Pintu Gerbang Majapahit. Peninggalan Sejarah dengan Kisah Mengharukan Didalamnya. Ini Ceritanya!

Masjid ini tidak hanya digunakan untuk shalat, tetapi juga menjadi tempat pelaksanaan berbagai kegiatan budaya dan pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, Masjid Raya Baiturrahman mengalami beberapa renovasi.

Pada tahun 1873, masjid ini diperluas dan diperbaiki setelah kerusuhan yang melanda Aceh.

Namun, semua itu tidak menghapuskan nilai sejarah dan spiritual yang melekat padanya.

BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Gunung Slamet: Apa yang Tersembunyi di Balik Keindahan Alam?

Masjid ini menjadi pusat harapan dan ketahanan bagi masyarakat Aceh yang kerap menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana alam.

Tsunami Aceh 2004

Pada pagi hari tanggal 26 Desember 2004, dunia diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter yang berpusat di lepas pantai Aceh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: