Saksi Bisu Tsunami: Masjid Raya Baiturrahman dan Pelajaran dari Tragedi Aceh
Saksi Bisu Tsunami: Masjid Raya Baiturrahman dan Pelajaran dari Tragedi Aceh--
Gempa ini menghasilkan tsunami yang menghancurkan ribuan rumah dan merenggut puluhan ribu nyawa.
Banda Aceh, yang berada di dekat pusat gempa, mengalami dampak terburuk.
BACA JUGA:Situs-situs Bersejarah di Lereng Gunung Cikuray: Warisan yang Terpendam
Tsunami meluluhlantakkan sebagian besar kota, tetapi Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri kokoh di tengah kehancuran yang mengelilinginya.
Dalam saat-saat kritis pasca-tsunami, masjid ini menjadi tempat perlindungan bagi banyak orang yang selamat.
Ratusan warga Aceh berlindung di dalam masjid dan area sekitarnya, mencari keamanan dan kenyamanan di tengah kepanikan dan ketidakpastian.
Masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah, pada saat itu berfungsi sebagai pusat bantuan, menyuplai makanan, obat-obatan, dan tempat berkumpul bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan keluarga.
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Gunung Patah: Sejarah dan Tradisi Masyarakat Jambi
Simbol Ketahanan dan Harapan
Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya menjadi saksi bisu bencana, tetapi juga simbol ketahanan dan harapan bagi masyarakat Aceh.
Setelah tsunami, masjid ini menjadi pusat rehabilitasi dan rekonstruksi.
Banyak program bantuan sosial diluncurkan dari masjid ini, termasuk pelatihan bagi masyarakat untuk memulai kembali kehidupan mereka.
Kehadiran masjid yang megah ini menjadi pengingat bahwa meskipun bencana alam menghancurkan, semangat masyarakat untuk bangkit tidak pernah padam.
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Gunung Patah: Sejarah dan Tradisi Masyarakat Jambi
Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman terus menjadi tempat ibadah yang ramai dan pusat aktivitas sosial budaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: