Menguak Sejarah Candi Cangkuang: Perpaduan Hindu dan Islam di Garut
Candi Cangkuang--
Pemugaran dan Pelestarian
Pada tahun 1974, Candi Cangkuang dipugar oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga kelestarian situs bersejarah ini.
Proses pemugaran tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mempertahankan keaslian bangunan.
Setelah pemugaran, Candi Cangkuang menjadi salah satu objek wisata sejarah yang populer di Jawa Barat.
Kini, candi ini menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang menarik bagi para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan budaya Hindu di Tatar Sunda.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Gunongan: Simbol Cinta Sultan Iskandar Muda
Di sekitar area candi juga terdapat Kampung Pulo, sebuah desa tradisional yang masih mempertahankan adat istiadat Sunda dan Islam secara bersamaan.
Simbol Keberagaman Budaya
Candi Cangkuang bukan hanya simbol peninggalan Hindu yang langka di tanah Sunda, tetapi juga melambangkan harmoni antara dua tradisi besar yang ada di Indonesia, yaitu Hindu dan Islam.
Perpaduan ini menjadi bukti nyata bahwa kedua agama tersebut pernah hidup berdampingan dan saling mempengaruhi di Nusantara.
Sebagai warisan budaya yang tak bernilai, Candi Cangkuang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah agar generasi mendatang dapat memahami dan menghargai kekayaan sejarah bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Menyusuri Sejarah Pinto Khop: Gerbang Ikonik Kesultanan Aceh
Kunjungan ke Candi Cangkuang tidak hanya memberikan wawasan tentang masa lalu, tetapi juga menawarkan pengalaman spiritual dan keindahan alam yang menenangkan.
Sejarah Candi Cangkuang memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika pelestarian agama dan budaya di Jawa Barat.
Dengan latar belakang sejarah Hindu dan kehadiran Islam, candi ini menjadi salah satu simbol penting dalam sejarah Kebudayaan Sunda dan Indonesia secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: