Kain Ulos: Sejarah dan Peranannya dalam Kehidupan Suku Batak

Kain Ulos: Sejarah dan Peranannya dalam Kehidupan Suku Batak

Kain Ulos: Sejarah dan Peranannya dalam Kehidupan Suku Batak-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM – Kain tradisional adalah bagian penting dari warisan budaya Indonesia, dan salah satu yang paling terkenal adalah kain ulos dari suku Batak.

Pada 17 Oktober 2014, kain ulos resmi diakui sebagai warisan budaya takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kain ulos merupakan kain tenun tradisional dari suku Batak, terutama yang berasal dari kawasan Danau Toba di Sumatera Utara.

Sejak abad ke-14, setelah kedatangan alat tenun dari India, masyarakat Batak mulai memproduksi kain ini.

Awalnya, kain ulos digunakan sebagai penghangat tubuh, namun seiring waktu, ia menjadi simbol budaya Batak.

Kain ulos sering digunakan dalam upacara adat sebagai sarung atau selendang. Kini, kain ini telah mengalami berbagai modifikasi dan bisa ditemukan dalam bentuk pakaian modern, aksesori seperti dompet dan ikat pinggang, serta barang-barang rumah tangga seperti seprai dan gorden.

Proses pembuatan kain ulos melibatkan teknik tenun tradisional yang biasanya dilakukan oleh wanita.

Karena kompleksitas dan waktu yang dibutuhkan, proses pembuatan kain ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Benang kapas yang digunakan diwarnai dengan pewarna alami dari tanaman, seperti indigo untuk biru, secang dan mengkudu untuk merah, kunyit untuk kuning, dan campuran mengkudu serta indigo untuk hitam.

Karakteristik Kain Ulos

Kain ulos memiliki tekstur yang khas, cenderung kasar karena proses tenun tangan yang tidak selalu sempurna.

Jika kain tampak sangat halus, kemungkinan itu adalah produk dari pabrik dengan pewarna sintetis. Kain ulos umumnya memiliki warna dasar yang kuat seperti hitam, merah, dan putih, sering kali dihiasi dengan benang perak dan emas.

Kain ini tahan lama dan tidak mudah luntur meski sering dicuci, dan tidak akan tampak kusut meski tidak disetrika.

Namun, tekstur kasar kain ini bisa membuatnya terasa gatal saat dikenakan dan cenderung membuat gerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: