Bagaimana Gajah Menjadi Kendaraan dalam Masa Kejayaan Kerajaan Mataram? Begini Kisahnya!

Bagaimana Gajah Menjadi Kendaraan dalam Masa Kejayaan Kerajaan Mataram? Begini Kisahnya!

Gajah Menjadi Kendaraan dalam Masa Kejayaan Kerajaan Mataram-Kolase by pagaralampos.com-Net

PAGARALAMPOS.COM - Pada puncak kejayaannya, Kerajaan Mataram Islam di bawah Sultan Agung merupakan salah satu kekuatan besar di Nusantara.

Dari tahun 1622 hingga 1624, seorang utusan Belanda mengunjungi Mataram dan memberikan gambaran mendetail tentang ibu kota kerajaan serta sosok Sultan Agung sendiri.

Melalui catatan tersebut, kita dapat mengungkapkan bagaimana kehidupan di Mataram pada masa itu dan karakter dari raja yang memimpin.

BACA JUGA:Mengejutkan! Inilah Alasan Majapahit Gagal Menaklukkan Kerajaan Padjajaran

Kehidupan Sehari-hari di Ibu Kota Mataram

Menurut utusan Belanda, Kerajaan Mataram memiliki lanskap yang subur dan datar, menyerupai surga dunia.

Ibu kota kerajaan ini dipenuhi dengan desa-desa yang dikelilingi oleh jalan-jalan raya yang ramai, dipadati oleh penduduk yang sibuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Pasar-pasar selalu ramai dengan aktivitas, di mana orang-orang tampak sibuk memikul barang-barang atau menarik gerobak pedati yang mengangkut hasil pertanian seperti padi.

BACA JUGA:Kebangkitan Kerajaan Majapahit di Era Ratu Tribhuwana: Kepemimpinan dan Kejayaan

Gajah juga digunakan sebagai kendaraan oleh kaum bangsawan, menambah kesan megah dan berkelas dari kehidupan di ibu kota kerajaan.

Buku "Babad Tanah Jawi" oleh Soedjipto Abimanyu menggambarkan betapa padat dan makmurnya kehidupan di Mataram.

Pada masa itu, jumlah penduduk sudah sangat banyak untuk ukuran wilayah seperti Mataram.

Setiap hari, sejumlah besar ternak disembelih untuk memenuhi kebutuhan makanan penduduk, menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang tinggi.

BACA JUGA:Membedah Legenda: Kebenaran di Balik Kisah Pendekar Aji Saka dan Kerajaan Medhang Kamulan

Gong-gong yang terdapat di berbagai sudut kota bisa memanggil sekitar 200.000 orang dalam waktu setengah hari.

Mereka adalah pasukan bersenjata lengkap yang siap melaksanakan perintah raja, menggambarkan sistem militer dan kekuatan organisasi yang kuat di bawah pemerintahan Sultan Agung.

Gambaran Sultan Agung Menurut Utusan Belanda

Dari sisi kepemimpinan dan kepribadian Sultan Agung, utusan Belanda memberikan kesan yang mendalam.

BACA JUGA:Pendekar Aji Saka dan Kerajaan Medhang Kamulan: Mitos atau Sejarah yang Terlupakan?

Van Surck dan Balthasar Van Eydhoven, dua utusan Belanda yang datang untuk mengucapkan selamat atas pengangkatan Sultan Agung sebagai raja, memiliki pandangan bahwa Sultan Agung adalah seorang raja yang patut diperhitungkan.

Mereka menggambarkan Sultan Agung sebagai seorang pemimpin yang tegas dan berkuasa, didukung oleh dewan penasihat yang memerintah dengan keras.

Pada tahun 1622, H. De Haen, utusan Belanda lainnya, memberikan deskripsi lebih rinci tentang Sultan Agung.

Menurutnya, Sultan Agung berada pada puncak kekuasaannya, dengan usia sekitar 20 hingga 30 tahun.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Majapahit: Mengungkap Dominasi Kerajaan yang Menguasai 30 Wilayah

Sosoknya berpostur tubuh yang bagus, dengan kulit yang lebih gelap dibandingkan rata-rata orang Jawa, hidung kecil, dan mulut yang datar serta agak lebar.

Meskipun terlihat kasar dalam berbicara, wajahnya tampak tenang dan bulat, dengan tatapan tajam layaknya singa yang menunjukkan kecerdasan dan kewibawaan.

Penampilan Sultan Agung

Dari segi penampilan, Sultan Agung dikenal dengan busana yang mencerminkan gaya Jawa, namun dengan tambahan detail yang menonjolkan statusnya sebagai raja.

BACA JUGA:Kemegahan Majapahit: 30 Wilayah yang Pernah Dikuasai Kerajaan Besar Ini

Ia mengenakan kopiah dan kain linen putih yang dikenal sebagai kuluk, simbol kepatuhan terhadap ajaran Islam.

Sultan Agung juga memakai kain batik berwarna putih biru dari daerahnya sendiri, serta baju beludru hitam yang dihiasi dengan gambar daun-daun keemasan berbentuk bunga tersusun, menambah kemewahan penampilannya.

Di bagian depan tubuhnya, Sultan Agung selalu mengenakan keris, yang merupakan simbol kekuasaan dan kehormatan.

Sabuk emas melengkapi penampilannya, bersama dengan cincin-cincin berlian yang menghiasi jari-jarinya.

BACA JUGA:Jejak Legenda: Kerajaan Medhang Kamulan dan Misteri Keturunan Pendekar Sakti dari Tanah Jawa dan India

Sultan Agung juga dikenal merokok menggunakan pipa berlapis perak, menambahkan kesan elegan dan sophisticated pada gaya hidupnya.

Gambaran dari utusan Belanda ini memberikan wawasan yang berharga tentang Kerajaan Mataram dan sosok Sultan Agung, menggambarkan bagaimana Mataram merupakan pusat kekuasaan dan kemewahan yang terorganisir dengan baik, dan Sultan Agung sebagai seorang raja yang berwibawa dan berkelas.

 

Source: nasional.okezone.com – Masa Kejayaan Kerajaan Mataram: Gajah Jadi Kendaraan hingga Tentara Bersenjata

https://nasional.okezone.com/read/2024/03/09/337/2981140/masa-kejayaan-kerajaan-mataram-gajah-jadi-kendaraan-hingga-tentara-bersenjata?page=all

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: