Ethereum Hadapi Tantangan Baru, Penurunan Biaya dan Dampak Solusi Layer-2 Mengancam Narasi 'Uang Ultra-Sound'

Ethereum Hadapi Tantangan Baru, Penurunan Biaya dan Dampak Solusi Layer-2 Mengancam Narasi 'Uang Ultra-Sound'

Ethereum Hadapi Tantangan Baru, Penurunan Biaya dan Dampak Solusi Layer-2 Mengancam Narasi 'Uang Ultra-Sound'--

Analisis Hartvigsen menunjukkan bahwa Ethereum mungkin tidak lagi cocok dengan narasi "uang ultra-sound," dan hal ini mungkin membawa dampak yang lebih luas bagi ekosistem kripto. 

Dengan penurunan biaya dan inflasi yang sedikit melampaui burn, Ethereum sekarang lebih sebanding dengan blockchain Layer-1 (L1) lainnya seperti Solana dan Avalanche, yang juga menghadapi tekanan inflasi.

Meskipun tingkat inflasi bersih Ethereum saat ini sebesar 0,7 persen per tahun masih jauh lebih rendah dibandingkan L1 lainnya, menurunnya profitabilitas lapisan infrastruktur seperti Ethereum mungkin memerlukan evaluasi ulang tentang bagaimana menjaga proposisi nilai jaringan ini. 

Salah satu solusi yang diajukan oleh Hartvigsen adalah meningkatkan biaya yang harus dibayar oleh Layer-2 kepada Ethereum. 

BACA JUGA:Perkembangan Kecerdasan Buatan dan Prediksi Harga Ethereum: Menelisik Tren Terbaru

Namun, pendekatan ini bisa menimbulkan tantangan kompetitif, terutama saat blockchain L1 lainnya terus berinovasi dan bersaing untuk pangsa pasar.

Dampak Jangka Panjang Bagi Ekosistem Ethereum

Pergeseran yang sedang terjadi ini bisa berdampak jangka panjang bagi ekosistem Ethereum dan penggunaannya sebagai platform kontrak pintar utama. 

Jika Ethereum tidak mampu mempertahankan narasi "uang ultra-sound," ada kemungkinan bahwa pengguna dan pengembang akan mulai mencari alternatif lain yang menawarkan kondisi ekonomi yang lebih stabil dan menguntungkan. 

Ini bisa mengarah pada diversifikasi lebih lanjut dalam ekosistem kripto, dengan lebih banyak proyek yang beralih ke platform lain atau bahkan menciptakan solusi baru di atas Layer-2.

BACA JUGA:Persetujuan ETF Ethereum Bergantung Pada Responsif Penerbit Terhadap SEC

Selain itu, dinamika yang berkembang ini juga bisa mempengaruhi harga ETH di pasar. Dengan penurunan pendapatan dan peningkatan inflasi, ada kemungkinan bahwa sentimen pasar terhadap Ethereum akan berubah, yang bisa menyebabkan volatilitas harga dalam jangka pendek hingga menengah.

Ethereum, yang selama ini dianggap sebagai aset dengan pasokan deflasioner yang menguntungkan, kini menghadapi tantangan serius yang memerlukan evaluasi ulang terhadap narasi "uang ultra-sound." 

Dengan penurunan biaya dan perubahan dalam dinamika pasokan, Ethereum harus menyesuaikan strategi untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat di dunia blockchain. 

Para pemegang ETH, staker, dan pengguna lainnya perlu memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, karena keputusan yang diambil saat ini akan berdampak signifikan pada masa depan jaringan Ethereum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: