Jejak Kanibalisme di Bahama: Menelusuri Catatan Sejarah dari Pelaut Columbus

Jejak Kanibalisme di Bahama: Menelusuri Catatan Sejarah dari Pelaut Columbus

Jejak Kanibalisme di Bahama: Menelusuri Catatan Sejarah dari Pelaut Columbus-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Pada tahun 1492, ketika Christopher Columbus tiba di Bahama, ia mendokumentasikan pengalamannya dalam sebuah jurnal yang memberikan informasi awal kepada orang Eropa tentang dunia baru yang mereka temui.

Dalam catatannya, Columbus merujuk pada sekelompok penduduk asli yang disebutnya sebagai "Caniba," yang dikatakan sering menyerang desa-desa Arawak dan menculik perempuan.

Lebih lanjut, ia mencatat bahwa kelompok tersebut terlibat dalam praktik kanibalisme, membunuh serta memakan para pria dari desa-desa yang mereka serang.

Sebuah artikel yang ditulis oleh Daisy Hernandez untuk Popular Mechanics pada Januari 2020 berjudul "Was Columbus Right About Cannibals in the New World?" menyoroti pernyataan Columbus ini, mengutip dari jurnal perjalanannya tertanggal 4 November 1492.

Dalam jurnal tersebut, Columbus menggambarkan suku-suku yang digambarkan memiliki karakteristik fantastis, termasuk satu suku dengan mata satu dan yang lainnya dengan "moncong seperti anjing" yang memakan manusia setelah meminum darah mereka.

Banyak ahli meyakini bahwa "Caniba" yang disebut oleh Columbus adalah suku Karibia, sebuah kelompok yang mungkin telah mencapai Bahama pada abad ke-10.

Penemuan baru dari beberapa tengkorak yang berasal dari tahun 800 hingga 1542 Masehi dari wilayah Karibia, Florida, dan Panama mendukung kemungkinan keberadaan orang Karibia di Bahama jauh sebelum kedatangan Columbus.

Penelitian ini menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisis tengkorak, yang membantu mengidentifikasi hubungan antara kelompok penduduk asli dan memberikan bukti adanya interaksi kekerasan antara suku Karibia dan Arawak.

Artefak seperti alat batu dan tembikar juga ditemukan, memberikan petunjuk lebih lanjut tentang migrasi dan konflik di wilayah tersebut.

Meski ada beberapa bukti yang menunjukkan adanya kelompok Karibia di Bahama dan kemungkinan konflik kekerasan dengan suku Arawak, klaim bahwa praktik kanibalisme benar-benar terjadi tetap kontroversial.

Hingga saat ini, tidak ada bukti yang benar-benar meyakinkan untuk mendukung klaim Columbus terkait kanibalisme di Bahama, sehingga hal ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

BACA JUGA:Apa yang Membuat Bangunan Bersejarah di Lampung Spesial? Ini Panduan dan Informasinya!

BACA JUGA:Menyibak Sejarah Sunan Drajat dan Kekayaan Budaya Lamongan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: