Keberadaan Budak dalam Peradaban Romawi Kuno: Kisah Tragis dan Perlakuan yang Menyedihkan

Keberadaan Budak dalam Peradaban Romawi Kuno: Kisah Tragis dan Perlakuan yang Menyedihkan

Keberadaan Budak dalam Peradaban Romawi Kuno: Kisah Tragis dan Perlakuan yang Menyedihkan-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM – Dalam masyarakat Romawi kuno, budak merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dengan jumlah mereka hampir setara dengan warga bebas.

Kehidupan seorang budak sangat bervariasi tergantung pada tugas yang diemban dan perlakuan majikannya.

Budak di Romawi bisa bekerja sebagai gladiator, penambang, pelacur, manajer, atau pengrajin.

Hampir semua jenis pekerjaan dapat dilakukan oleh budak, namun kualitas hidup mereka tidak pernah bisa dipastikan.

Kehidupan Sehari-hari Budak

Biasanya, budak tidur di tempat yang sederhana seperti tumpukan jerami dengan sedikit selimut.

Budak perempuan sering kali menghadapi perlakuan buruk, terutama jika dianggap memenuhi kebutuhan seksual tuannya.

Misalnya, seorang budak perempuan bernama Pescas dikisahkan sering dipukuli oleh majikannya karena tuduhan tidak berdasar.

Hak dan Perlakuan Hukum

Budak tidak memiliki hak hukum yang diakui dan tidak bisa menikah secara sah.

Meskipun mereka dapat membangun keluarga, tuan mereka bisa memisahkan pasangan atau menjual anak-anak budak.

Kode Hukum Theodosius pada abad ke-5 M mencoba mengatur agar budak yang terpisah dari keluarga bisa dipersatukan kembali.

Budak juga bisa diangkat ke posisi-posisi penting seperti manajer, juru sita, atau kapten kapal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: