Dari Pewaris Tahta Hingga Penguasa Cirebon yang Bijaksana, Ternyata Begini Kisah Panembahan Ratu

Dari Pewaris Tahta Hingga Penguasa Cirebon yang Bijaksana, Ternyata Begini Kisah Panembahan Ratu

Dari Pewaris Tahta Hingga Penguasa Cirebon yang Bijaksana, Ternyata Begini Kisah Panembahan Ratu--

PAGARALAMPOS.COM - Dari Pewaris Tahta Hingga Penguasa Cirebon yang Bijaksana, Ternyata Begini Kisah Panembahan Ratu

Panembahan Ratu adalah gelar kehormatan yang disematkan kepada Sultan Cirebon kedua, yang dikenal dengan nama asli Pangeran Agung atau Pangeran Emas. 

Ia merupakan putra dari Pangeran Sedang Kemuning bin Pangeran Pasarean bin Sunan Gunung Jati, yang mewarisi tahta Kesultanan Cirebon setelah ayahnya wafat sebelum sempat dinobatkan.

Pada masa pemerintahannya sebagai Sultan Cirebon, Panembahan Ratu menjadikan Putri Glampok Raras atau yang dikenal sebagai Ratu Lampok Angroros, putri dari Jaka Tingkir—Sultan Pajang pertama—sebagai permaisurinya. 


--

BACA JUGA:Bagaimana Sejarah Uang Logam? Punya Kelebihan dan Kekurangan, Kenali Faktanya Disini!

Meskipun demikian, Ratu Lampok Angroros bukanlah istri pertama dari Panembahan Ratu, meski memiliki posisi sebagai permaisuri.

Perkawinan Panembahan Ratu dengan Putri Glampok Raras merupakan upaya untuk memperkuat hubungan antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Pajang. 

Sebelum perkawinan tersebut, Panembahan Ratu bahkan telah menghabiskan waktu di Pajang untuk belajar dan mendalami ilmu pengetahuan. 

Pernikahan ini dilaksanakan tidak lama setelah wafatnya Sunan Kalijaga, seorang wali terkenal yang juga memiliki pengaruh besar di kawasan Jawa.

BACA JUGA:Kehebatan Pedang Samurai Jepang, Inilah 7 Senjata Legendaris yang Mengubah Sejarah!

Dari pernikahannya dengan Putri Glampok Raras, Panembahan Ratu dikaruniai lima anak, yaitu Pangeran Sedang Blimbing, Pangeran Arya Kidul, Pangeran Wiranagara, Ratu Emas Ranamenggala, dan Pangeran Cirebon. 

Dari kelima anak tersebut, Pangeran Cirebon diangkat menjadi Putra Mahkota. 

Sayangnya, Pangeran Cirebon wafat sebelum sempat menggantikan ayahnya sebagai Sultan, di daerah Gayam, sehingga ia dikenal pula dengan sebutan Pangeran Sedang Gayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: