Sejarah Pulau Kemaro, Ada Legenda Cinta Pupus di Sungai Musi

Sejarah Pulau Kemaro, Ada Legenda Cinta Pupus di Sungai Musi

Foto : Bangunan Pagoda di Pulau Kemaro.--Instagram

Pengelola Kelenteng Hok Cing Bio Pulau Kemaro tak pernah memungut biaya kepada pengunjung yang datang.

Di sana juga terdapat 40 toilet permanen gratis untuk mengakomodasi kunjungan ratusan ribu orang.

BACA JUGA:Meriahnya Perayaan Budaya: Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Palembang!

Akses ke Pulau Kemaro menjadi lebih mudah beberapa hari menjelang Cap Go Meh dengan dipasangnya Jembatan Ponton dari Dermaga Kemaro.

Dermaga ini tak jauh dari Kantor Polsek Kalidoni. Jembatan Ponton biasanya terpasang sekitar tiga hari sebelum puncak perayaan.

Namun, di hari biasa, Pulau Kemaro hanya dapat dicapai menggunakan perahu. Berbeda dengan Pulau Kemaro yang ramai pada Cap Go Meh.

Pusat keramaian perayaan Imlek di Palembang terdapat di Kelenteng Chandra Nadi yang juga berada di tepi Sungai Musi di kawasan 10 Ulu.

BACA JUGA:Kampung Kapitan Palembang, Jejak Pertama Keturunan Tionghoa

Salah satu kelenteng tertua di Palembang itu dan jalan-jalan di sekitarnya akan dihiasi sekitar 1.500 lampion pada perayaan itu.

Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah menguatkan sejarah bahwa Kota Palembang merupakan percampuran antara Melayu, Tionghoa, Arab, dan India.

Masyarakat Tionghoa turut membentuk ibu kota Sumsel ini. Perayaan Imlek dan Cap Go Meh pun memberikan nuansa tersendiri di kota ini.

Jalan menuju pagoda sembilan lantai di kompleks Kelenteng Hok Cing Bio di Pulau Kemaro, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/1/2014), sudah mulai dihiasi lampion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: