Menata Kembali Literasi Peradaban Majapahit

Menata Kembali Literasi Peradaban Majapahit

Foto : Kerusakan situs Trowulan peninggalan Majapahit--National geographic

Seperti dilansir laman direktori resmi Majapahit, konsep platform ini mengikuti dua pendekatan: penyediaan informasi dan kolaborasi.

“Direktori Majapahit merupakan kemajuan baru dalam dunia akademis. Para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu akan menciptakan dialog akademis dan menciptakan diplomasi sains,” ungkap Widjaja Martokusumo, Guru Besar Perancangan Arsitektur ITB.

BACA JUGA:Terungkap, Kapal Nusantara Sudah Jelajahi Dunia Sebelum Kedatangan Eropa

BACA JUGA:Bangkai Kapal Batavia, Ungkap Jejak Sejarah Pelaut VOC

Widjaja menyampaikan pengamatannya pada talkshow Memahami Majapahit Secara Digital, bersama para ahli debat.

Banyak hal tentang Majapahit yang tersembunyi seiring dengan penyempitan tanggal dan fakta.

“Aktivis Direktori berusaha mencapai batas yang sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan,” tambah Wijaya.

Direktori ini dikembangkan bekerja sama dengan para arkeolog dan bukan hanya temuan mereka.

Namun, sejarawan, filolog, dan bahkan arsitek berkolaborasi untuk mengumpulkan data empiris dalam inventarisasi.

BACA JUGA:Keunikan dan Kehidupan Masyarakat Minoritas di Jambi

BACA JUGA:Kearifan lokal Suku Biyak Karon, Hukum Adat untuk Konservasi Laut

Mata pelajaran sejarah erat kaitannya dengan sejarah masyarakat, dan tidak hanya para ahli yang dapat berpartisipasi.

Namun aspek atau unsur apapun juga bisa menjadi penulis atau pemerhati sejarah (tidak seperti di Inggris).

“Makanya disebut masyarakat sejarah, bukan sejarawan,” kata Adrian Percasa, sejarawan Universitas Airlangga dan Leiden.

Kontinuitas merupakan kunci keberhasilan ilmu pengetahuan bagi para ilmuwan di berbagai bidang keilmuan.

“Khususnya mengemas direktori bahasa Majapahit dengan literasi untuk menciptakan cakrawala pengetahuan,” kata Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: