Sejarah Kolonial di Indonesia, Benarkah Belanda Untung Besar Selama Penjajahan

Sejarah Kolonial di Indonesia, Benarkah Belanda Untung Besar Selama Penjajahan

Foto : Pabrik industri di Semarang masa kolonial.--National Geofraphic

Setelah runtuhnya VOC pada tahun 1798, Kepulauan Hindia jatuh ke tangan negara. Pertama dari Republik Bataan dan kemudian, setelah pemerintahan sementara Inggris, dari Kerajaan Belanda.

Cultuurstelsel kemudian diperkenalkan pada tahun 1830. Hampir seluruh pulau Jawa menjadi berpengaruh.

Di perkebunan besar, petani harus bekerja keras untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara.

Pabrik-pabrik besar yang mengeluarkan gas buang yang keras telah memperkaya orang kulit putih Eropa.

BACA JUGA:Sejarah Dan Sumpah Untung Suropati Saat Gugur Tertembak VOC!

BACA JUGA:Sejarah Dan Sumpah Untung Suropati Saat Gugur Tertembak VOC!

Dari Batavia, Semarang, Forstenlanden hingga Soerabaia, terdapat perkebunan-perkebunan besar dengan pabrik-pabrik besar yang melekat erat di sana.

Apa yang diinginkan Belanda di Hindia Belanda terlihat jelas dari kutipan kenangan masa Pemerintahan Sementara Inggris (1810-1816).

Jan Breman, mantan profesor sosiologi komparatif, menyebutkan hal ini dalam bukunya Racism in Colonialism (2023).

Thomas Raffles, penguasa Inggris di Hindia Belanda, mempunyai penasihat penting Belanda, Hermann Muntingha.

Muntingha pernah menulis terus terang kepada Raffles. Bahwa setiap koloni ada, atau seharusnya ada, demi kepentingan tanah air (Belanda).''

BACA JUGA:Kisah Kepahlawanan Untung Seropati Melawan VOC, Ini Sumpahnya Saat Meninggal Ditangan Kompeni!

BACA JUGA:Inilah Sumpah Dari Untung Surapati Sebelum Kalah Ditangan VOC!

Di Den Haag, pejabat kolonial Jean Chrétien Beau dengan sepenuh hati menyetujuinya.

Breman mengutip poin yang dibuat oleh Baugh pada tahun 1826, beberapa tahun sebelum diperkenalkannya Kulture.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: