Jika Terpilih Presiden Lagi, Trump Diklaim Akan Setop NATO Usik Rusia
Foto : Donald trump-Jika Terpilih Presiden Lagi, Trump Diklaim Akan Setop NATO Usik Rusia -CNN
PAGARALAMPOS.COM - Kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump disebut ingin mencegah upaya destabilisasi Rusia. Melalui ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke negara-negara Eropa Timur.
Rencana ini diungkapkan oleh media AS Politico. Presiden Trump disinyalir akan lebih fokus menyelesaikan permasalahan dalam negeri, terutama terkait krisis ekonomi Paman Sam.
Rusia kerap berpura-pura menginvasi Ukraina akibat manuver NATO yang terus mengajak Ukraina dan negara-negara Eropa Timur lainnya untuk bergabung dalam aliansi tersebut.
Langkah ini dipandang sebagai ancaman serius bagi Rusia, yang berbatasan langsung dengan negara-negara tersebut.
BACA JUGA:Rusia Bangun Fasilitas Produksi Amunisi Ranpur MBT di India
Sebelumnya, Trump juga telah mengumumkan niatnya untuk menarik Amerika Serikat dari keanggotaan NATO, saat menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat sebelum Joe Biden.
Dikutip dari Politico, salah satu pertimbangan Presiden Trump adalah soal penyeimbangan anggaran anggota NATO.
Presiden Trump percaya bahwa distribusi keuangan di dalam NATO tidak adil. Dia mengatakan negara-negara anggota Eropa membelanjakan lebih sedikit dibandingkan Amerika Serikat, negara yang paling banyak memberikan bantuan.
Amerika Serikat merupakan kontributor terbesar operasi NATO, menghabiskan dana sekitar $860 miliar atau sekitar Rp14.050 triliun.
BACA JUGA:Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia, Begini Pernyataan Kepala Staf Zalensky
Presiden Trump juga meminta negara-negara Eropa menyumbangkan 4% dari produk domestik bruto (PDB) mereka ke NATO.
Presiden Trump baru-baru ini menegaskan kembali posisi Amerika Serikat terhadap NATO dalam pertemuan dengan mantan anggota parlemen Nigel Farage. Dia mengatakan Amerika Serikat akan tetap menjadi anggota NATO selama “negara-negara Eropa berperilaku adil.”
Trump juga merencanakan apa yang disebut sistem NATO dua tingkat.
Ini berarti bahwa negara-negara anggota yang tidak memenuhi target membelanjakan 2% PDB mereka untuk pertahanan tidak akan menerima manfaat dari ``uang besar Amerika'', termasuk keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: