Kapal Selam Diesel Listrik Mampu Berlayar di Kutub Utara
PAGARALAMPOS.COM - NRP Arpão (Tridente Class/Type 214) milik Angkatan Laut Portugal adalah kapal selam diesel listrik yang punya misi unik.
Yaitu, melakukan patroli jarak jauh ke wilayah yang lumayan ekstrim. Seperti pada pertengahan tahun lalu, kapal selam dengan teknologi Air Independent Propulsion (AIP) ini melakukan pelayaran ke Atlantik selatan guna memantau aktivitas kapal Cina dan Rusia.
Dan di tahun ini, NRP Arpão kembali melakukan misi pelayaran yang unik dan menantang.
Meski tidak sejauh misi pelayaran ke Atlantik selatan, NRP Arpão dikabarkan berhasil melakukan pelayaran ke wilayah Arktik (kawasan Kutub Utara). Kapal selam serang Portugal bertenaga konvensional telah menyelesaikan pelayaran langka di bawah es Arktik.
BACA JUGA:Kapal Selam Serang Nuklir Terbaru Cina, Dipersenjatai 8 Unit VLS
Selain menjadi misi pertama bagi Angkatan Laut Portugal, pengerahan ini menggarisbawahi semakin pentingnya wilayah Arktik bagi armada kapal selam NATO.
Arpão (S161) baru-baru ini kembali ke pangkalannya di Alfeite, Lisbon, setelah ditempatkan selama 70 hari di bawah Operasi Brilliant Shield NATO.
Tidak jelas secara pasti berapa lama kapal selam Portugis menghabiskan waktu bernavigasi di bawah es kutub, namun misi yang lebih luas, menurut NATO, “ditujukan untuk pencegahan dan pertahanan wilayah Euro-Atlantik.”
“Kami telah berhasil mencapai tujuan pengawasan dan patroli di Atlantik Utara, menunjukkan kemampuan kapal selam konvensional jenis ini dalam kondisi Arktik,” kata Komodor Angkatan Laut Portugal Taveira Pinto, yang memimpin kapal selam.
BACA JUGA:Tambah Ketegangan dengan AS, Kapal Selam Nuklir Rusia Bersandar di Kuba
“Kemampuan kami untuk beroperasi di seluruh spektrum Atlantik merupakan bukti komitmen kami untuk mendukung operasi aliansi Atlantik.”
Kapal Selam Konvesional vs Kapal Selam Nuklir di Kutub
Operasi di bawah es kutub bukanlah hal yang mudah dan bagi kapal selam bertenaga konvensional, operasi ini lebih sulit.
Kapal selam bertenaga nuklir lebih dominan beroperasi di kawasan Kutub Utara dibandingkan dengan kapal selam diesel-listrik karena beberapa alasan utama yang berkaitan dengan kemampuan, efisiensi, dan persyaratan operasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: