Penemuan Berharga: Mengenali Arsip Romawi dan Stempelnya di Tanah Turki

Penemuan Berharga: Mengenali Arsip Romawi dan Stempelnya di Tanah Turki

Arsip Romawi dan Stempelnya di Tanah Turki-Kolase by Pagaralampos.com-net

Menurut catatan sejarah, Prabu Wastu memerintah Sunda pada masa yang dipenuhi dengan serangan dan pemberontakan internal yang mengancam stabilitas kerajaan di barat Pulau Jawa. 

BACA JUGA:Inilah Fakta dari Misteri Hubungan Manusia dengan Kuda di Zaman Bangsa Viking Dahulu!

Dalam upaya untuk mengamankan kedudukan kerajaan, Wastu memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Kawali, sebuah kampung yang kemudian menjadi tempat berdirinya keraton megah bernama Surawisesa.

Keputusan untuk mendirikan keraton di Kawali tidak hanya sebagai tindakan pembelaan fisik dengan membuat parit di sekelilingnya, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan kesejahteraan. 

Prasasti Kawali yang dikeluarkan oleh Raja Sunda pada masa itu, menggambarkan betapa pentingnya Kawali dalam konteks sejarah kerajaan. 

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Kawali bukan hanya sekadar tempat perpindahan, tetapi juga simbol kebesaran dan peradaban kerajaan Sunda pada masanya.

BACA JUGA:Misteri Kampung Terbengkalai, Jejak Rumah Zaman Belanda yang Hilang dari Peta Jawa Barat

Dalam perjalanannya, Prabu Wastu tidak hanya mendirikan keraton megah, tetapi juga membangun desa-desa yang diresmikan untuk masyarakat. 

Tindakan ini menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan rakyatnya, mengharapkan agar mereka dapat hidup dalam kebaikan dan berbahagia di dunia.

Semangat inilah yang tertuang dalam prasasti-prasasti sejarah seperti Batutulis dan Kebantenan, yang mengabadikan nama-nama pemimpin dan peristiwa penting pada masa itu.

Namun, perjalanan Kerajaan Sunda tidak selalu mulus. 

BACA JUGA:Mengerikan, Misteri Ular Berkepala 3 yang Miliki Mitos dan Fakta!

Ketika terjadi peristiwa Bubat, yang menandai titik balik penting dalam sejarah Sunda, Wastu Kañcana masih tergolong kecil sehingga pemerintahan sementara diserahkan kepada pengasuhnya, Hyang Bunisora.

Ini mencerminkan kompleksitas politik pada masa itu, di mana kekuasaan dan pengaruh berubah tangan dalam upaya untuk mempertahankan integritas kerajaan.

Secara keseluruhan, pemindahan pusat kerajaan dari Pakuan Pajajaran ke Kawali bukan hanya peristiwa sejarah biasa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: