Sunan Drajat. Teladan dan Perjalanan Spiritual Sunan Drajat Dalam Penyebaran Islam di Lamongan

PAGARALAMPOS.COM - Menyelusuri kepingan sejarah yg kaya, bepergian spiritual Sunan Drajat mengajak kita merenung pada gemerlap keajaiban dan pesona sejarah Lamongan.

Dalam genggaman waktu, langkah kita memasuki lorong-lorong bersejarah, mengungkap misteri spiritual yang terkandung pada kembali setiap peninggalan.

Dari makam sampai pesantren, jejak spiritualitasnya masih membekas kuat, menarik para pencari makna buat merenungkan kebesaran-Nya.

Mari kita telusuri bersama, pesona dan keajaiban spiritual yang menghiasi Lamongan, loka bepergian Sunan Drajat menorehkan catatan-catatan bersejarah yang tiada tara.

BACA JUGA:Kenapa Masjid Sunan Kalijaga di Gunung Kidul Penuh dengan Sejarah Islam yang Menarik?

Sunan Drajat lahir lebih kurang tahun 1470 Masehi menggunakan nama mini Raden Qasim atau Raden Syarifudin.

Ia merupakan putra menurut Sunan Ampel dan bersaudara menggunakan Sunan Bonang, 2 tokoh akbar pada sejarah penyebaran Islam pada Jawa.

Setelah dewasa, Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur pada Desa Drajat, Paciran, yang lalu sebagai sentra dakwahnya dalam abad XV & XVI Masehi.

Menurut peneliti budaya Lamongan, Navis Abdul Rouf, peninggalan Sunan Drajat masih terjaga sampai ketika ini pada kompleks makamnya.

BACA JUGA:Pj Sekda Pimpin Rapat Konsultasi Publik II Penyusunan KLHS RTRW

Pada pintu masuk cungkup Sunan Drajat, terukir nomor tahun 1531 Saka (1609 M), menandai pembangunan atau perbaikan makam tadi.

Pada dinding luar langkan bagian barat, jua terlukis candra sengkala memet (sangkala pada bentuk gambar) yg ditafsirkan menjadi tahun 1544 Saka (1622 M)

Kemungkinan menjadi tahun ekspansi makam buat menampung jumlah peziarah yg terus meningkat.

Selain peninggalan arsitektur, masih ada jua peninggalan budaya lainnya yang tersimpan pada Lamongan.

Sumber: