Rantis Bushmaster Tiba di Republik Afrika Tengah, Hibah Australia Untuk Misi Perdamaian TNI

Rantis Bushmaster Tiba di Republik Afrika Tengah, Hibah Australia Untuk Misi Perdamaian TNI

Foto : Rantis misi perdamaian.-Rantis Bushmaster Tiba di Republik Afrika Tengah, Hibah Australia Untuk Misi Perdamaian TNI-Indomiliter.com

BACA JUGA:Kiirim Personel Misi Perdamaian, Siapa Saja yang Dikawal VIP

Namun, sejak saat itu, segala sesuatunya berjalan cepat dengan pelatihan dan pengiriman telah dituntaskan.

Pada bulan Juni 2023, kontingen kecil prajurit TNI AD dikirim ke Darwin, di mana mereka melakukan pelatihan tentang Bushmaster bersama Batalyon 5, Resimen Angkatan Darat Australia.

Kursus pelatihan tersebut, yang meniru pelatihan serupa yang dilakukan oleh militer Fiji, antara lain membawa personel TNI AD melalui seluruh aspek pengoperasian, pemeliharaan, dan penggunaan kendaraan.

Berbeda dengan beberapa kursus pelatihan yang mengharuskan kemahiran berbahasa Inggris, personel Indonesia yang mengikuti kursus tersebut dipilih berdasarkan keterampilan teknis mereka.

BACA JUGA:Yuk Intip Varian Randis Anoa Produksi Pindad, Ada Digunakan Misi Perdamaian PBB

Hal ini, dengan bantuan penerjemah Bahasa Indonesia, memungkinkan kursus ini untuk membahas subjek yang lebih mendalam.

Seputar pemeliharaan dan keberlanjutan, menurut Mayor Matt Breckenridge dari Angkatan Darat Australia.


Foto : Rantis misi perdamaian.-Rantis Bushmaster Tiba di Republik Afrika Tengah, Hibah Australia Untuk Misi Perdamaian TNI-Indomiliter.com

Menurut Departemen Operasi Perdamaian PBB, Indonesia merupakan negara penyumbang personel terbesar ketujuh untuk misi PBB di seluruh dunia.

BACA JUGA:Luar Biasa, Kemampuan Personel Polri Tak Perlu Diragukan, Dilibatkan Misi Perdamaian Dunia

Secara total, lebih dari 2.500 personel militer dan polisi Indonesia dikerahkan ke delapan misi di seluruh dunia. Hal ini termasuk penempatan berbahaya ke zona konflik aktif di Afrika Tengah dan Timur Tengah.

“Bushmaster sangat cocok untuk misi di mana terdapat peningkatan risiko penyergapan, terkena ranjau atau alat peledak rakitan, yang biasa terjadi di wilayah misi di mana TNI melakukan operasi penjaga perdamaian,” kata Breckenridge. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: