Lonceng Cakra Donya: Peninggalan Bersejarah yang Menghubungkan Aceh dan Tiongkok
Lonceng Cakra Donya-Kolase by pagaralampos.com-Net
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093
Pada abad ke-15, dalam salah satu ekspedisinya ke Aceh, Cheng Ho menyerahkan Cakra Donya kepada Sultan Zainal Abidin dari Kesultanan Pasai.
Perjalanan Lonceng Cakra Donya Melalui Berbagai Zaman
Pada abad ke-16, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam, dan lonceng ini kemudian dibawa ke pusat Kesultanan oleh Sultan Ali Mughayatsyah.
Pada abad ke-17, Sultan Iskandar Muda menempatkan lonceng ini di kapal perang Aceh yang juga dinamakan Cakra Donya.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
Lonceng ini digunakan sebagai alat pemanggil saat ada bahaya di laut dan sebagai pemberi aba-aba dalam perang.
Namun, perjalanan lonceng ini tidak selalu lancar.
Pada suatu masa, lonceng ini sempat dibawa oleh Portugis ketika mereka berhasil merebut kapal Aceh.
Beruntung, Cakra Donya berhasil dikembalikan ke Kesultanan Aceh.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata
Setelah kembali, lonceng ini digunakan sebagai penanda waktu azan dan berbuka puasa, serta sebagai tanda berkumpul untuk mendengarkan maklumat Sultan.
Lonceng Cakra Donya di Era Modern
Pada abad ke-19, Lonceng Cakra Donya digantung di bawah pohon di depan kantor Regional Belanda di Kuta Raja.
Namun, pada bulan Desember 1951, lonceng ini dipindahkan ke Museum Aceh dan menjadi salah satu koleksi yang berharga di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: