Lonjakan Impor Tiongkok di Sumut, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Lokal?

Lonjakan Impor Tiongkok di Sumut, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Lokal?

Lonjakan Impor Tiongkok di Sumut, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Lokal?--

PAGARALAMPOS.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan yang signifikan dalam jumlah barang impor yang membanjiri Sumatera Utara (Sumut) dari Tiongkok.

Hingga April 2024, jumlah barang impor dari Tiongkok yang memasuki Sumut mencapai US$ 88,5 juta, setara dengan Rp 1,4 triliun dalam mata uang lokal.

Menurut data yang dikeluarkan oleh BPS Sumut, terjadi peningkatan sebesar 21,29% dalam impor dari Tiongkok ke Sumut dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Maret, yang mencapai US$ 72,9 juta atau senilai Rp 1,18 triliun.

"Impor dari Tiongkok mencapai US$ 88,5 juta atau 20,45% dari total impor yang masuk ke Sumut, dan diikuti oleh Singapura sebagai negara penyumbang terbesar kedua," ungkap Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanuddin, pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2024.

BACA JUGA:Ketua KPK Menjawab Sindiran Luhut Mengenai OTT, Digitalisasi Belum Bisa Kurangi Korupsi

BACA JUGA:Ponsel Sekjen PDIP Disita Penyidik KPK, Perang Taktik Antara Hukum dan Politik

Selain Tiongkok, impor terbesar ke Sumut berasal dari Singapura, dengan jumlah mencapai Rp 1,1 triliun, diikuti oleh Amerika Serikat dengan nilai sebesar US$ 540,7 juta.

Secara keseluruhan, total nilai barang impor yang memasuki Sumut mencapai US$ 432,8 juta atau senilai Rp 7,05 triliun per April 2024.

Namun, angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2024, yang mencapai US$ 455,8 juta atau senilai Rp 7,42 triliun.

Hasan juga menyampaikan bahwa komoditas impor terbesar yang masuk ke Sumut adalah bahan bakar mineral, dengan nilai mencapai US$ 91,2 juta atau senilai Rp 1,48 triliun, diikuti oleh gandum dan produk turunannya senilai US$ 49,7 juta atau senilai Rp 809,8 miliar.

BACA JUGA:Pemerintah Naikkan Harga Gabah-Beras, Ini Dia Respons Tak Terduga dari Petani!

BACA JUGA:Mon Wed Fri Tues Thurs Sat, Pernikahan dan Cinta Segitiga

Namun, berdasarkan data BPS Sumut, terjadi penurunan sebesar 30,8% dalam nilai impor gandum dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Maret 2024, yang mencapai US$ 71,9 juta atau senilai Rp 1,17 triliun.

Dengan lonjakan yang signifikan dalam jumlah barang impor dari Tiongkok, Sumut menjadi salah satu destinasi utama impor di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: