Kisah KRI Pulau Romang 723 Karam di Laut Bali, Setelah Jadi Target Tembakan Rudal

Kisah KRI Pulau Romang 723 Karam di Laut Bali, Setelah Jadi Target Tembakan Rudal

Foto : Rekaman KRI Pau Romang sasaran rudal.-Kisah KRI Pulau Romang 723 Karam di Laut Bali, Setelah Jadi Target Tembakan Rudal-Indomiliter.com

PAGARALAMPOS.COM - TNI AL rupanya tak ingin berlama-lama untuk menentukan nasib akhir KRI Pulau Romang 723 (PRM-723), setelah resmi dipensiunkan pada 6 Februari 2024, eks kapal penyapu ranjau (Condor class) yang kemudian dikonversi menjadi kapal hidro oseanografi.

Ekistensinya telah benar-benar diakhir dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di wilayah perairan Laut Bali dari tanggal 8 sampai dengan 9 Mei lalu.

Eks KRI Pulau Romang 723 persisnya telah menjadi sasaran tembakan dua rudal anti kapal Exocet MM40 Block 3 yang dilepaskan, masing-masing oleh KCR (Kapal Cepat rudal) KRI Halasan 630 dan KRI Kapak 625, serta rudal C-802 yang dilepaskan frigat  KRI Yos Sudarso 353 (Ahmad Yani/Van Speijk class).

Dalam video yang dirilis Dispenal, hantaman rudal bertubi-tubi telah mengkaramkan KRI Pulau Romang 723 secara cepat ke dasar laut.

BACA JUGA:Korvet Kepresidenan KRI Bung Karno 369 Diluncurkan, Gantikan KRI Barakuda 633

Sebelum dijadikan sasaran tembak, perlengkapan senjata pada kapal perang buatan Jerman Timur ini telah dicopot. KRI Pulang Romang 723 punya dimensi 56,52 x 7,78 x 2,46 meter, dan ditenagai oleh dua unit mesin diesel 2 shaft yang menghasilkan tenaga 4.400 bhp.

Dengan bobot 479 ton, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dari sisi persenjataan, kapal ini diketahui dilengkapi 2 unit kanon 2M3 berlaras ganda kaliber 25mm dan SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm.

KRI Pulau Romang 723 pada awalnya merupakan kapal jenis penyapu ranjau Condor class dengan nama “Pritzwalk-325”.

Kapal ini dibangun di galangan VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tanggal 28 Mei 1971 sebagai arsenal kekuatan Pakta Warsawa dengan peran utama untuk menandingi armada kapal perang NATO. Setelah penyatuan kembali Jerman, armada kapal Condor class tidak lagi diaktifkan oleh Jerman.

BACA JUGA:Saat Nempel di Pelabuhan Eilat, Korvet Israel Sa’ar 6 Class Nyaris Disengat Drone Kamikaze

Pada periode tahun 1992 – 1993 Pemerintah Indonesia mendatangkan 39 kapal perang eks Jerman Timur yang terdiri dari 16 kapal korvet Parchim class, 14 kapal Landing Ship Tank (LST) Frosch class.

Termasuk 9 kapal Penyapu Ranjau Condor class yang salah satunya diberi nama KRI Pulau Romang-723 yang diambil dari nama sebuah pulau kecil di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.

Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/217/IV/1993 tanggal 22 April 1993, KRI PRM-723 secara resmi ditetapkan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia.

Setelah dilaksanakan perbaikan dan modifikasi menjadi kapal Bantu Hidro-Oseanografi di PT PAL Surabaya, selanjutnya KRI PRM-723 difungsikan sebagai kapal survei terbatas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: