Memahami Keyakinan Agama Mesir Kuno

Memahami Keyakinan Agama Mesir Kuno

BACA JUGA:Sudah Diramalkan Teknologi Masa Depan, Misteri Gambar Helikopter dalam Hieroglif Mesir Kuno

Dewa dan dewi ini bukan hanya kakak dan adik, tapi juga pasangan yang berbakti. Kasih mereka melambangkan kesatuan, kekuatan, dan tujuan ilahi.

Osiris, dewa akhirat, dan Isis, dewi sihir dan keibuan, bersama-sama mewakili siklus kehidupan dan kematian, kelahiran kembali, dan regenerasi. 

Persatuan mereka merupakan bukti gagasan bahwa cinta dan kemitraan dapat melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh alam. 

Bagi para firaun, meniru hubungan ilahi ini adalah cara untuk menyelaraskan diri mereka dengan para dewa, menarik kesejajaran antara pemerintahan mereka di dunia dan pemerintahan abadi para dewa. 

BACA JUGA:Mengintip Perayaan Idul Fiitri Dimasa Kekaisaran Ottoman dan Mesir Kuno, Mengikis Tradisi Jahiliya

Lebih jauh lagi, konsep Ma'at, prinsip kebenaran, keseimbangan, dan tatanan kosmis Mesir kuno, memainkan peran penting dalam keputusan para firaun untuk menikahi saudara perempuan mereka. 

Dengan menjaga garis keturunan bangsawan tetap murni, mereka percaya bahwa mereka menjunjung tinggi Ma'at, memastikan keseimbangan kosmik tetap tidak terganggu.


Foto : Bangsa mesir kuno.-Memahami Keyakinan Agama Mesir Kuno-National geographic

Setiap penyimpangan dari praktik ini berpotensi mengundang kekacauan, mengganggu keseimbangan antara alam dewa dan manusia.

Selain itu, kuil-kuil, yang merupakan pusat aktivitas keagamaan di Mesir kuno, sering kali menggambarkan firaun dan ratunya dalam wujud dewa, sehingga semakin memperkuat gagasan bahwa mereka berstatus seperti dewa.

BACA JUGA:Ramses III: Firaun Agung Terakhir di Masa Peradaban Mesir Kuno

Penggambaran ini bukan sekadar ekspresi artistik; itu adalah penegasan visual dari garis keturunan ilahi para firaun dan tugas suci mereka untuk menegakkan tradisi yang ditetapkan oleh para dewa.

Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa.

Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: