Ketegangan AS-Jepang untuk Hindia Belanda, Jelang Perang Dunia II

Ketegangan AS-Jepang untuk Hindia Belanda,  Jelang Perang Dunia II

BACA JUGA:Sejarah Gedung Bengkok Peninggalan Prasejarah di Era Pemerintahan Hindia Belanda

Meski demikian, Belanda masih yakin bahwa "armada Amerika akan melindungi koloni mereka di Hindia Timur," kata PM Prancis Camille Chautemps saat bertukar kabar dengan Bullitt.

Hubungan perdagangan Belanda dan Kekaisaran Jepang semakin alot. Hal ini membuat Jepang, melalui Menlu Hachiro Arita, membuka jalan baru bagi pengaruh Jepang agar lebih dominan di Hindia.

Menlu AS Cordell Hull menilainya sebagai tindakan agresif, dan khawatir ada niat Jepang menguasai Hindia Belanda.

Menjelang Perang Dunia II, Jepang semakin menjadi-jadi. Banyak pers dan masyarakat di AS mendesak agar AS melakukan serangan di Pasifik. Beberapa esai bermunculan mendesak bahwa pulau-pulau di Pasifik sangat strategis dan ekonomis, sehingga perlu dikuasai sebelum Jepang.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri Lubang Gravitasi Misterius di Samudera Hindia

Dengan ketertarikannya atas Hindia Belanda, Hull justru menyurati sikap yang bertujuan menengahi Kekaisaran Jepang dan Belanda. Namun, surat itu telat sampai beberapa bulan, membuat takdir hubungan Kekaisaran Jepang dan AS memanas setelah serangan Pearl Harbor.


Foto : Pesawat pembom Jepang diatas pelabuhan peael harbour.-Ketegangan AS-Jepang untuk Hindia Belanda, Jelang Perang Dunia II-National geograhic

Kekaisaran Jepang mulai menginvasi Asia Tenggara pada 1940-1942. Bermula dari Tiongkok, Vietnam, Filipina, Semenanjung Melayu, dan Hindia Belanda. Tindakan Jepang ini bertentangan dengan kepentingan AS di Pasifik yang menginginkan kestabilan di Asia Tenggara.

Belum lagi, AS yang sangat terdesak dengan keamanan Filipina yang sebelumnya pernah mereka kuasai. AS menginginkan negara-negara Asia Tenggara bebas dari campur tangan Jepang agar hak bagi AS membeli bahan bakunya tidak terganggu Kekaisaran Jepang.

Memang, kependudukan Kekaisaran Jepang di Asia Tenggara tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian AS.

BACA JUGA:Bajak Laut Somalia Kembali Beraksi, Jalur Perdagangan Internasional di Samudera Hindia Terancam!

Akan tetapi, tindakan tersebut merupakan penguasaan bahan baku sebagai senjata ekonomi dan politik yang memengaruhi konsensi negara-negara lain terhadap AS. Posisi AS dalam kesulitan karena produksinya di Amerika Selatan terhambat.

Sebelum menginvasi Hindia Belanda, Kekaisaran Jepang mendesak tuntutan terhadap Belanda melalui Sekretaris Kedutaan yang berada di Den Haag. Tuntutan mereka menginginkan akses bebas bahan baku, pembelian, dan peran industri di Hindia Belanda.

Belanda tidak punya waktu. Mereka yakin bahwa Hindia akan direbut Kekaisaran Jepang dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pada waktu bersamaan dengan tuntutan di Den Haag, Menteri Urusan Jajahan H.J van Mook (nantinya menjadi Gubernur Jenderal de facto) mencapai kesepakatan dengan Jenderal Douglas MacArthur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: