Begini Sejarah dan Peran Sungai Kuning, Jantung Peradaban Tiongkok

Begini Sejarah dan Peran Sungai Kuning, Jantung Peradaban Tiongkok

PAGARALAMPOS.COM - Banyak peradaban besar dunia tumbuh di sekitar sungai-sungai besar. Seperti Mesir di Sungai Nil, Kebudayaan Mississippi, peradaban Lembah Indus di Sungai Indus.

Sedangkan dalam sejarah Tiongkok, ada dua sungai besar yang berperang penting. Sunga-sungai itu adalah Yangtze (Sungai Panjang) dan Huang He (Sungai Kuning).

Dalam sejarah Tiongkok, Sungai Kuning dikenal sebagai tempat lahirnya peradaban Tiongkok. Bagaimana sejarahnya?

Sungai Kuning, sang jantung peradaban

Sungai Kuning (Huang He) juga dikenal sebagai tempat lahirnya peradaban Tiongkok. Sungai Kuning merupakan sumber tanah subur dan air irigasi.

BACA JUGA:Bikin Geger Dunia, 15 Telur Dinosaurus dari Periode Cretaceous Ditemukan di Tiongkok

Namun di sisi lain, sungai ini juga kerap berubah menjadi aliran deras yang menyapu seluruh desa. Akibatnya, Sunga Kuning juga mendapat beberapa julukan seperti "Kesedihan Tiongkok" dan "Momok Rakyat Han".

Selama berabad-abad, masyarakat Tiongkok memanfaatkan Sungai Kuning tidak hanya untuk pertanian tetapi juga sebagai jalur transportasi. “Bahkan sebagai senjata,” tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco.

Sungai Kuning bermuara di Pegunungan Bayan Har di Provinsi Qinghai, Tiongkok barat-tengah. Sungai ini mengalir melalui sembilan provinsi sebelum mengalirkan lumpurnya ke Laut Kuning di lepas pantai Provinsi Shandong. Sungai ini merupakan sungai terpanjang keenam di dunia, dengan panjang sekitar 6.300 km.

Sungai Kuning mengalir melintasi Dataran Tinggi Loess di Tiongkok tengah, membawa banyak lumpur. Lumpur tersebutlah yang memberi warna pada air dan memberi nama pada sungai tersebut.

BACA JUGA:Kisah Keperkasaan Beifu, Porter Teh Tiongkok Memanggul Beban Seukuran Lemari Es

Sungai Kuning dalam sejarah Tiongkok kuno

Catatan sejarah peradaban Tiongkok dimulai di tepi Sungai Kuning pada Dinasti Xia, yang berlangsung dari tahun 2100 hingga 1600 SM.

Menurut Records of the Grand Historian dan Classic of Rites karya Sima Qian, sejumlah suku berbeda bersatu ke dalam Kerajaan Xia. Tujuannya untuk memerangi banjir dahsyat yang diakibatkan oleh sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: