Seperti Game Online, Pilot Sukhoi Ukraina Kendalikan Rudal Gunakan Konsol Tablet

Seperti Game Online, Pilot Sukhoi Ukraina Kendalikan Rudal Gunakan Konsol Tablet

Berdasarkan pernyataan LaPlante, tampaknya tablet yang sama juga penting untuk digunakan pada beberapa senjata udara-ke-darat yang dipasok oleh Barat.

BACA JUGA:Sukses d Ukraina, Kini Drone Kamikaze Iran Shahed-136 Jajal Kemampuan Sistem Hanud Israel

Setelah AGM-88 HARM diintegrasikan, pesawat tempur Ukraina era Soviet juga mulai menggunakan bom berpemandu presisi Joint Direct Attack Munition-Exended Range (JDAM-ER).

Sejak saat itu, Angkatan Udara Ukraina telah menambahkan Bom Pintar Hybrid AASM-250 HAMMER yang dipasok Perancis ke dalam daftar inventaris mereka.

Dalam kasus HARM, JDAM-ER, dan HAMMER, diasumsikan bahwa mereka kemungkinan besar digunakan terhadap target yang koordinatnya diketahui, dan target tersebut telah diprogram sebelumnya pada jalur penerbangan sebelum jet lepas landas.

Pilot kemudian harus menavigasi ke area tersebut, mungkin juga dibantu oleh tablet dengan navigasi GPS, dan kemudian melepaskan senjatanya, yang dipandu ke sasaran menggunakan sistem navigasi inersia berbantuan GPS.

BACA JUGA:Lumpuhkan Drone Rusia, Pasukan Ukraina Hanya Gunakan Shotgun Bullpup

Namun, penggunaan HARM sedikit lebih rumit karena fakta bahwa target mungkin hanya muncul dalam sekejap dan mungkin sangat mobile (terutama dalam kasus sistem pertahanan udara di medan perang).

Pada saat yang sama, sifat SEAD (Suppression of Enemy Air Defenses) berarti pilot mungkin perlu merespons target ‘pop-up’ ketika target tersebut muncul, misalnya ketika radar pertahanan udara tertentu diaktifkan.

Namun yang paling penting, dalam kasus Ukraina, adalah kenyataan bahwa pesawat tempur era Soviet tidak memiliki antarmuka bus data yang dapat menjamin kompatibilitas sempurna dengan ketiga senjata tersebut.

BACA JUGA:Perang Versus Ukraina, Rusia Terjunkan MBT Tanpa Awak, Persenjataannya Seperti Ini

Selain itu, Su-27 atau MiG-29 yang menggunakan JDAM-ER tidak hanya mengandalkan tablet di kokpit, tetapi juga pada pylon khusus tempat senjata dibawa.

Pylon-pylon yang tidak biasa ini mungkin tidak hanya memberikan informasi GPS penting pada senjata sebelum dilepaskan, namun juga dapat menggabungkan beberapa jenis tindakan dukungan pada moda peperangan elektronika. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: