Mengungkap Jejak Sejarah Hingga Budaya Kerajaan Dolok Silou

Mengungkap Jejak Sejarah Hingga Budaya Kerajaan Dolok Silou

Mengungkap Jejak Sejarah Hingga Budaya Kerajaan Dolok Silou-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Dolok Silau merupakan salah satu bagian dari sejarah dan budaya Simalungun.  Meskipun Kerajaan ini sudah tidak ada lagi, namun warisan dan tradisinya masih dilestarikan oleh masyarakat Simalungun hingga saat ini. 

Raja ini juga dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil, dan berwibawa. Ia mampu menjaga hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Aceh, Minangkabau, dan Siak.  Ia juga menerima kedatangan para pedagang dan misionaris asing, seperti Belanda, Inggris, dan Portugis, yang membawa barang-barang dagangan dan agama Kristen.

Namun, kejayaan kerajaan Dolok Silau tidak bertahan lama.  Pada awal abad ke-20, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran akibat berbagai faktor, seperti persaingan dagang, pemberontakan rakyat, penyebaran agama Islam, dan penjajahan Belanda. 

Kerajaan ini berakhir pada tahun 1946, ketika raja terakhirnya, Sutan Mangaraja XX, menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah Republik Indonesia.  Sejak saat itu, wilayah kerajaan Dolok Silau menjadi bagian dari provinsi Sumatera Utara.

BACA JUGA:Menjelajah Sejarah Perkembangan Emas di Sumatera Sejak Zaman Belanda

BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya

Kerajaan Dolok Silau merupakan salah satu kerajaan  di wilayah Simalungun, Sumatera Utara. Kerajaan ini didirikan oleh seorang pengembara yang tinggal di desa Tambak Bawang.

Pengembara itu kemudian diangkat menjadi pangeran dan lama kelamaan menjadi raja. Nama kerajaan ini berasal dari nama bukit yang terletak di sebelah barat desa Tambak Bawang, bernama Bukit Dolok Silau. Kerajaan Dolok Silau mempunyai sistem pemerintahan  monarki absolut, dimana raja mempunyai kekuasaan tertinggi dan tidak terbatas.

Raja Dolok Silau bergelar Sutan Mangaraja yang berarti raja yang berdaulat. Gelar ini diturunkan dari generasi ke generasi. Selain raja, ada juga pejabat kerajaan yang membantu menjalankan pemerintahan, seperti datuk, pangulu, raja muda, dan lain-lain.

Kerajaan Dolok Silau mengalami kejayaannya pada abad ke-19, ketika raja ke-16, Sutan Mangaraja XVI, berupaya memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah Karo, Deli, dan Langkat.

BACA JUGA:Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia Setelah Nabi Muhammad, Begini Sejarah dan Karya Ishaac Newton

BACA JUGA:Membongkar Konstruksi Sejarah Besemah, Punya Hubungan dengan Fakta dan Mitos Atung Bungsu

Beberapa contoh warisan dan tradisi kerajaan Dolok Silau yang masih ada antara lain adalah:

- Arsitektur rumah adat Simalungun, yang disebut rumah Bolon. Rumah ini memiliki bentuk persegi panjang dengan atap yang melengkung ke atas.  Rumah ini biasanya dibangun di atas tiang-tiang kayu yang tinggi dan memiliki tangga yang dapat ditarik naik dan turun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: