Lebih dari Setahun Tertawan, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera TPNPB-OPM Masih Berlarut-larut

Lebih dari Setahun Tertawan, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera TPNPB-OPM Masih Berlarut-larut

Lebih dari Setahun Tertawan, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera TPNPB-OPM Masih Berlarut-larut--

PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah Indonesia masih berupaya keras membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens, yang telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) selama lebih dari setahun.

Meski telah berlalu lebih dari setahun, belum ada perkembangan signifikan dalam upaya pembebasannya.

Philips Mark Mehrtens disandera sejak 7 Februari 2023 ketika ia baru saja mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Ia tiba-tiba diserang oleh kelompok bersenjata TPNPB pimpinan Egianus Kogoya.

BACA JUGA:Rupiah Kian Mengkuatirkan. Ini Dampak yang Akan Terjadi Jika Nilai Tukar Rupiah Terus Anjlok

Sampai dengan hari ini, Philips telah berada dalam tawanan TPNPB selama kurang lebih 14 bulan.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Nugraha Gumilar, menyatakan bahwa aparat keamanan terus berusaha membebaskan Philips.

"Pembebasan kapten Philips masih terus diupayakan," ujar Nugraha saat diwawancarai oleh Tempo pada Senin, 22 April 2024.

Meskipun demikian, Nugraha tidak memberikan detail mengenai kendala apa yang dihadapi oleh aparat keamanan dalam proses pembebasan Philips.

BACA JUGA:Berlobang dan Amblas, Parliansyah : Jalan Lingkar Barat 7 Km di Pagar Alam Segera Diperbaiki

Ia hanya menyatakan bahwa ada banyak dinamika di lapangan yang menjadi hambatan.

Nugraha juga menegaskan bahwa keselamatan warga sipil merupakan prioritas utama aparat keamanan dalam proses pembebasan ini.

Sebelumnya, TPNPB telah menuduh Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan serangan bom menggunakan pesawat tempur sebagai bagian dari upaya pembebasan Philips.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis oleh juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, disebutkan bahwa otoritas militer Indonesia melakukan serangan bom melalui pesawat jet tempur, dua helikopter Skuadron 11, dan kamera drone yang difasilitasi dengan bom mortir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: