Astronom Kuno dan Kisah Matahari yang Sekarat dalam Peradaban Maya
Para astronom mengamati Matahari dengan cermat dan menyelaraskan struktur monumental, seperti piramida, untuk melacak titik balik matahari dan ekuinoks.
Mereka juga memanfaatkan struktur ini, serta gua dan sumur, untuk menandai hari puncak. Hari puncak terjadi dua kali setahun di daerah tropis saat Matahari berada tepat di atas kepala dan objek vertikal tidak menghasilkan bayangan.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Total Terjadi Sebelum Lebaran Idul Fitri. NASA Peringatkan Ini
Para juru tulis Maya menyimpan catatan pengamatan astronomi dalam kodeks. Kodeks tersebut berupa buku lipat hieroglif yang terbuat dari kertas kulit pohon ara.
Kodeks Dresden, salah satu dari empat teks Maya kuno yang tersisa, berasal dari abad ke-11. Halaman-halamannya berisi kekayaan pengetahuan astronomi dan interpretasi agama serta memberikan bukti bahwa suku Maya dapat memprediksi gerhana matahari.
Dari tabel astronomi kodeks tersebut, para peneliti mengetahui bahwa bangsa Maya melacak titik-titik bulan, dua titik di mana orbit Bulan berpotongan dengan ekliptika — bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari.
Mereka juga membuat tabel yang dibagi menjadi 177 hari musim gerhana matahari. Tabel tersebut menandai hari-hari di mana gerhana mungkin terjadi.
BACA JUGA:Mengenal Fakta Menarik dari Gerhana Matahari Total yang Akan Terjadi Sebelum Lebaran
Pertempuran Surgawi
Ilustrasi dari Kodeks Dresden memperlihatkan Dewa Venus turun dari pita langit yang berisi simbol matahari dan bulan.
Foto : Peradaban kuno suku maya.-Astronom Kuno dan Kisah Matahari yang Sekarat dalam Peradaban Maya-National geographic
Tapi mengapa mereka sangat fokus dalam hal pelacakan langit?
Pengetahuan adalah kekuatan. Jika mereka mencatat apa yang terjadi pada saat peristiwa langit tertentu, mereka mengetahui gerhana akan terjadi. Dengan demikian, bangsa Maya bisa mengambil tindakan pencegahan yang tepat ketika siklus tersebut berulang.
Para pendeta dan penguasa akan mengetahui cara bertindak. Hal ini termasuk ritual apa yang harus dilakukan dan pengurbanan apa yang harus dilakukan kepada para dewa. Ritual dan kurban dilakukan menjamin bahwa siklus kehancuran, kelahiran kembali, dan pembaruan terus berlanjut.
BACA JUGA:Dibalik Fenomena Alam Gerhana Matahari Total Sebelum Lebaran 2024, Simak Fakta Menariknya Disini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: