Mengungkap 4 Fakta Menarik Benteng Keraton Jogja yang Jarang Diketahui!

Mengungkap 4 Fakta Menarik Benteng Keraton Jogja yang Jarang Diketahui!

Mengungkap 4 Fakta Menarik Benteng Keraton Jogja yang Jarang Diketahui! -Foto: net-

Baluwarti adalah serapan kata dalam bahasa Portugis, yakni baluarte yang artinya benteng.

Anggapan bahwa penyebutan baluwarti memiliki kesamaan bunyi dengan kata baluarte ini semakin dikuatkan dengan tahun pembangunannya yang sama Tamansari.

BACA JUGA:Sejarah dan Kebudayaan Suku Bangsa Arab di Era Rasulullah

BACA JUGA:Dari Bertukar Barang hingga Transaksi Digital, Begini Sejarah dan Perkembangan Uang

Dan kedua bangunan tersebut dibangun oleh oleh seorang arsitek berkebangsaan Portugis, lho!                

2. Bentuk awal benteng keraton yang terbuat dari gelondong kayu
Benteng Keraton Jogja tak serta merta berbentuk seperti sekarang.

Awalnya, benteng dibuat dari jajaran dolog atau gelondong kayu yang kemudian diperkuat sampai memiliki ketebalan dua batu (setara lebar 55 cm) dan longkangan selebar 2,4 meter yang diurug menggunakan tanah hasil galian jagang (parit) setinggi 3,7 meter dari permukaan tanah awal.

Tujuan dari pemberian longkangan benteng tersebut untuk digunakan sebagai pelataran bagian dalam di mana prajurit dapat berjaga.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai Dari Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Kutai Dari Pertama Berdirinya Hingga Masa Runtuhnya Kerajaan

Sedangkan pada sisi luar, terdapat parit yang dalam atau disebut jagang, diberi pagar bata dengan tinggi satu meter, dan ditanami pohon gayam sebagai peneduh.

3. Adanya lima pintu masuk dengan namanya masing-masing
Dilansir laman Kraton Jogja, desain benteng yang dirancang oleh Pangeran Mangkubumi berbeda dengan desain milik benteng-benteng kerajaan Mataram Islam sebelumnya.

Pangeran Mangkubumi belajar dari jatuhnya ibukota Mataram-Kartasura ke tangan pemberontak saat peristiwa Geger Pacina atau Perang Cina di tahun 1740-1743.

Hanya terdapat lima gerbang sebagai sarana keluar masuk benteng Keraton Jogja.

Sedangkan pintu dalam Keraton Kartasura yang memiliki jumlah yang banyak dan tersebar di mana-mana sehingga dengan mudah dimasuki musuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: