Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda

Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda

Foto : Sejarah Indonesia.-Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda-Natiinal feographic

Saya dididik menjadi orang Maluku di Belanda. Saya tinggal di Belanda hanya sementara.” Rasa nasionalisme Maluku yang kuat ditanamkan pada generasi kedua, dan seiring berjalannya waktu, generasi kedua ini semakin tidak sabar.

BACA JUGA:Peninggalan Leluhur! Adat dan Budaya Asli yang Masih Dilestarikan Hingga Kini di Maluku

Terinspirasi oleh pertumbuhan pesat gerakan-gerakan radikal di seluruh dunia, terutama gerakan Black Panthers di Amerika Serikat dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Semakin banyak generasi muda di Maluku yang mulai melihat kekerasan sebagai cara untuk menarik perhatian dunia terhadap penderitaan mereka. Atau dalam kata-kata Dr. Steijlen, "memaksa penyelesaian kebuntuan."

Profesor A. Köbben dari Leiden University, anggota Komisi Penasihat Masyarakat Maluku Selatan di Belanda pada tahun 1970 menceritakan bahwa generasi kedua masyarakat Maluku di Belanda mengagumi Che Guevara, Black Panthers, dan Yasser Arafat.

Mereka melihat bahwa penggunaan kekerasan untuk menarik perhatian komunitas internasional berhasil."

BACA JUGA:5 Budaya dan Tradisi Dari Masyarakat Maluku yang Masih Kental Hingga Saat Ini!

Pada awal tahun tujuh puluhan, sekelompok kecil ekstremis muda di Maluku beralih ke kekerasan. Serangan pertama mereka terjadi pada tanggal 31 Agustus 1970

Ketika tiga puluh tiga warga Maluku menduduki kediaman Duta Besar Indonesia di Wassenaar (pinggiran kota Den Haag) untuk memprotes pengumuman bahwa diktator represif Indonesia berencana datang ke Belanda.

“Hal ini dianggap sebagai penghinaan terbesar bagi masyarakat Maluku di Belanda jika Presiden Soeharto mengunjungi Belanda,” menurut Dr. Manuhuttu.

Dini hari tanggal 31 Agustus 1970, ke-33 orang tersebut memaksa diri membawa senjata berat ke dalam kediaman dan membunuh seorang polisi Belanda.

BACA JUGA:Masih Miliki Upacara Adat yang Unik Hingga Saat Ini, Inilah Kekompakan Masyarakat Maluku!

“Bukan niat mereka untuk membunuh orang ini, tetapi seluruh tindakannya ditandai dengan banyak kesalahpahaman dan kesalahan,” menurut Manuhuttu.

Meskipun demikian, pemerintah Belanda tidak bereaksi, dan lima tahun kemudian, pada tahun 1975, tujuh warga Maluku yang berusia 19-25 tahun memutuskan untuk menyerang konsulat Indonesia di Amsterdam.

Dan untuk pertama kalinya, sekelompok pemuda Maluku membajak sebuah kereta penumpang dekat Assen di timur laut Belanda untuk memaksa tindakan pemerintah Belanda mendorong kemerdekaan di Maluku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: