Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda

Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda

Foto : Sejarah Indonesia.-Sejarah Menggemparkan Dunia: Pemuda Maluku Membajak Kereta di Belanda-Natiinal feographic

BACA JUGA:Ternyata di Maluku Masih Ada Tradisi Unik Ini, Simak!

Setelah lebih dari setengah abad tinggal di Belanda, komunitas Maluku di Belanda perlahan-lahan menyerah pada impian puluhan tahun mereka untuk berkemas dan kembali ke Maluku Selatan yang merdeka. Mereka kini lebih memilih berjuang untuk sukses di dunia Belanda abad ke-21 yang semakin kompleks.

Kisah komunitas Maluku di Belanda adalah kisah yang panjang dan rumit, dan berakar pada ekspansionisme komersial sejak masa awal kemerdekaan Belanda. Tahun 2024 menandai peringatan 425 tahun kedatangan kapal Belanda pertama di Kepulauan Rempah-Rempah.

Sejak dahulu kala, Maluku merupakan pemasok utama cengkih dan pala untuk pasar dunia. Pada awal abad ketujuh belas Perusahaan Hindia Belanda Bersatu, Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), memperoleh monopoli atas ekspor cengkih dari Hindia.

VOC melakukan ekspansi secara finansial dan geografis, sehingga hampir seluruh kepulauan Indonesia berada di bawah kendalinya selama abad ke-17 dan ke-18.

BACA JUGA:Keren Untuk Berfoto, Menjelajahi Wisata Pantai Sulamadaha di Maluku yang Punya Sejuta Keindahan

Meskipun pada awalnya menjanjikan banyak hal, VOC, yang dirusak oleh korupsi internal dan persaingan perdagangan dan militer yang sengit dari Inggris dan Prancis, tidak bertahan lama.

Kekuasaan perusahaan ini bubar pada tahun 1789, menyerahkan kendali wilayahnya kepada pemerintah Belanda.

Pada akhir abad kesembilan belas, sejumlah besar laki-laki Maluku (terutama umat Kristen dari Pulau Ambon) mulai bertugas di tentara kolonial Belanda, Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL), sebuah kekuatan yang mengkonsolidasikan dan memperkuat kendali pemerintahan Belanda atas Hindia.

Perekrutan tentara Maluku merupakan bagian cerdik dari strategi kolonial Belanda yang berupaya 'memecah belah dan menaklukkan' Hindia. Mereka memberikan orang-orang Maluku status sosial dan pendidikan yang lebih tinggi bagi anak-anak mereka sebagai imbalan atas pengabdian militer yang setia dari tentara Maluku yang menegakkan kolonialisme Belanda

Jaap Wijnhoud, penasihat tingkat tinggi perdana menteri Belanda untuk hubungan minoritas mengakui, "kami memerintah mereka dengan sangat kasar... Kami memang mempunyai sejarah kolonial yang buruk. Kami mengadu domba kelompok yang satu dengan kelompok yang lain."

BACA JUGA:Ternyata di Maluku Masih Ada Tradisi Unik Ini, Simak!

KNIL lebih merupakan pasukan polisi dibandingkan organisasi militer, yang lebih berupaya menegakkan hukum dan ketertiban di dalam negeri dibandingkan mempertahankan negara dari serangan asing.

Hal ini menjadi sangat jelas ketika Jepang menyerang Hindia Belanda seiring pecahnya Perang Dunia II pada awal tahun 1940-an.

“KNIL bukanlah tandingan musuh tersebut,” menurut Wim Manuhuttu, direktur Museum Sejarah Maluku di Utrecht, sekitar lima puluh mil tenggara Amsterdam. Setelah dua bulan berperang, KNIL menyerah kepada Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: