Mengungkap Temuan Makam Kuno Islam di Sudan yang Berhasil Ditemukan Arkeolog Menyerupai Galaksi

Mengungkap Temuan Makam Kuno Islam di Sudan yang Berhasil Ditemukan Arkeolog Menyerupai Galaksi

Mengungkap Temuan Makam Kuno Islam di Sudan yang Berhasil Ditemukan Arkeolog Menyerupai Galaksi -Foto: net-

Costanzo dan rekan-rekannya menggunakan proses Neyman-Scott Cluster, sebuah model yang awalnya dikembangkan untuk mempelajari pola spasial bintang dan galaksi untuk menganalisis penguburan dan menentukan lokasinya.

Jenis makam yang tercatat termasuk qubba yang menarik secara visual, yang sejarah dan desain arsitekturnya menjadi bahan perdebatan, dan tumuli batu yang merupakan struktur relatif sederhana, tersebar luas di seluruh prasejarah dan sejarah Afrika.

BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog

Analisis tersebut mengungkapkan enam kelompok dengan sub-kelompok penguburan yang bersarang di dalamnya. 

Para peneliti berpendapat bahwa makam induk, yang mirip dengan pusat galaksi, adalah makam tua yang memiliki makna budaya, dan makam yang lebih muda menyebar di sekelilingnya seperti bintang di cakram galaksi.

"Pemakaman yang lebih tua dan lebih besar ini cenderung terkonsentrasi di lokasi yang menguntungkan dengan bahan bangunan yang tersedia," kata penelitian tersebut.

Menurut peneliti, masyarakat seminomaden Beja mungkin menjadikan kuburan tersebut sebagai kuburan suku atau keluarga. 

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang

BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro

Suku Beja telah menghuni wilayah tersebut setidaknya selama 2.000 tahun, meskipun kelompok lain telah menetap di wilayah tersebut sebelum mereka.

Para peneliti berharap penemuan ini akan menjelaskan sejarah kelompok tersebut. "Kebanyakan sarjana modern harus memanfaatkan referensi yang tersebar dalam teks sastra untuk menulis sejarah Beja, dan hasilnya kurang memuaskan," kata Giovanni Ruffini , seorang sejarawan di University of Fairfield yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Jauh dari letaknya yang acak di lanskap Sudan, penempatan gundukan kuburan tersebut mungkin dipengaruhi oleh faktor geologis dan sosial, demikian menurut pernyataan tersebut.

Rekan penulis studi Habab Idriss Ahmed, seorang arkeolog di Sudanese National Corporation for Antiquities and Museums yang memimpin kerja lapangan tim, mengatakan, "Studi semacam ini dapat menambah banyak informasi bagi kami sebagai arkeolog. Ini memberi kami banyak informasi mengenai luas wilayah yang diperluas oleh monumen pemakaman ini."

BACA JUGA:Jejak Sejarah Kehidupan Manusia Zaman Dahulu di Gua Topogaro Sulawesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: