Ilmuwan Buat Kembali Formula Parfum Kuno Mesopotamia yang Berusia 3.200 Tahun

Ilmuwan Buat Kembali Formula Parfum Kuno Mesopotamia yang Berusia 3.200 Tahun

Ilmuwan Buat Kembali Formula Parfum Kuno Mesopotamia yang Berusia 3.200 Tahun-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Formula parfum ditemukan oleh para arkeolog selama penggalian di Assur, ibu kota negara-kota Asyur Lama di tempat yang sekarang disebut Irak. 

Lauh itu menunjukkan langkah-langkah yang digunakan Tapputi dalam menghasilkan wewangiannya.

Temuan lauh yang berisi tentang formula wewangian kuno

Tulisan di lauh menampilkan nama lengkapnya sebagai Tapputi-Belatekallim. Tapputi juga digambarkan sebagai penghasil parfum Mesopotamia yang hebat.

Daerah tempat lauh ditemukan adalah bagian dari Mesopotamia Babilonia pada milenium kedua Sebelum Masehi. Lauh yang ditemukan itu berasal dari tahun 1200 SM.

BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe

BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia

Seorang wanita bernama Tapputi memperoleh ketenaran sebagai ahli kimia wanita pertama di Mesopotamia dan pembuat parfum wanita pertama di dunia, sekitar 3.200 tahun yang lalu.

Bekerja dengan resep parfum Mesopotamia yang tersisa pada tablet tanah liat kuno yang dibuat oleh Tapputi sendiri, tim pembuat parfum dan ahli dari bidang lain kini telah membuat ulang salah satu parfum Mesopotamia miliknya di laboratorium.

Ilmuwan Turki, bekerja sama dengan Scent Academy dan Asosiasi Budaya Wewangian Turki (Koku Akademisi ve Koku Kültürü Derneği), telah melakukan penelitian ekstensif tentang metode produksi parfum Tapputi di Mesopotamia.

Tujuan mereka pertama-tama adalah  memahami apa yang dia lakukan, dan mungkin kemudian mereproduksi karyanya sedetail mungkin.

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Cirebon yang Berhubungan dengan Prabu Siliwangi

BACA JUGA:Sejarah Hajar Aswad, Diriwayatkan Batu Langit Yang Dibawa Malaikat Jibril

Mereka kini telah mencapai sebagian tujuan mereka, meskipun upaya untuk menerjemahkan dan menafsirkan karya legendaris Tapputi akan terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: