Menelusuri Sejarah Raja Midas dan Kisah Kota Emas Gordion yang Hilang
Menelusuri Sejarah Raja Midas dan Kisah Kota Emas Gordion yang Hilang -Foto: net-
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Penemuan Kerangka Manusia Tertua Berusia 10 Ribu Tahun
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Ratu Kalinyamat Sang Pahlawan dari Jepara Penguasa Pesisir Utara Jawa
Raja Midas segera menyadari kesalahannya. Makanan membeku sebelum dia sempat memakannya dan ketika dia memeluk putrinya, dia menjadi patung.
Pesan moral dari cerita ini sudah diketahui umum: berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan. “Cerita tersebut tidak benar secara harfiah,” kata Profesor Lynn Roller dari Universitas California, Davis, yang telah mempelajari Gordion sejak tahun 1979. “Tetapi banyak mitos yang memiliki keakuratan sejarah, meskipun mitos-mitos tersebut terdistorsi ketika diceritakan kembali berabad-abad setelahnya," ujar Roller.
Tapi siapa Raja Midas dan dari mana gagasan soal “sentuhan emas” itu berasal? Untuk memisahkan fakta dari fiksi, para arkeolog pertama-tama harus menunjukkan bahwa Raja Midas adalah manusia nyata.
Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan melihat teks-teks kuno. “Seorang raja Frigia bernama Midas disebutkan dalam beberapa sumber kuno, termasuk catatan sejarah penguasa Asyur Sargon II,” kata Roller.
BACA JUGA:Misteri Satrio Wirang dan Ramalan Gunung Slamet: Legenda dalam Lipatan Sejarah Kerajaan Kediri
BACA JUGA:Tak Disangka, 5 Fakta Sejarah Unik Ini Pernah Terjadi di Dunia
"Bangsa Asyur menganggapnya sebagai raja yang kuat dan saingan utama dalam upaya mereka memperluas wilayah mereka pada abad ke-8 SM," ujar Roller.
Bukti lebih lanjut tentang keberadaan Raja Midas dapat ditemukan sekitar dua jam sebelah barat Gordion, di sebuah tempat bernama Yazilikaya yang lebih dikenal sebagai "Kota Midas".
Kota ini bukan tujuan turisme. Yazilikaya adalah situs puncak bukit yang sangat indah dengan formasi vulkanik yang menonjol dari lanskapnya. Tempat ini penuh dengan gua dan makam kuno.
Terdapat pula tangga berusia 3.000 tahun mengarah ke terowongan gema yang dipahat dari batu padat.
BACA JUGA:Menenal Sejarah Bharatayudha: Kisah Perang Antar Saudara Pandawa dan Kurawa yang Melegenda
BACA JUGA:Eksplorasi Misteri Sejarah di Bukit Payung, Mengungkap Jejak Purba di Kaki Gunung Sumbing
Namun, yang paling dramatis dari semua monumen di sini adalah fasad candi yang megah, setinggi 17 meter, yang diukir pada permukaan batu sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: