Menelusuri Sejarah Raja Midas dan Kisah Kota Emas Gordion yang Hilang

Menelusuri Sejarah Raja Midas dan Kisah Kota Emas Gordion yang Hilang

Menelusuri Sejarah Raja Midas dan Kisah Kota Emas Gordion yang Hilang -Foto: net-

Di bagian atas, sebuah prasasti dalam bahasa Frigia kuno berbunyi: "Ates telah mendedikasikan ini untuk Midas, pemimpin tentara dan penguasa". 

Bukti tertulis di prasasti itu bahwa Midas adalah raja sejati, cukup penting bagi penguasa setempat Ates untuk menjaminkan kuil kepadanya. 

“Karena Midas adalah raja yang kuat, kemungkinan besar dia dimakamkan di suatu tempat di Gordion,” kata Profesor Brian Rose. “Menemukan makamnya akan menjadi penemuan yang sangat penting. 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Perkereta Apian Indonesia! Inilah Sekilas Jejak Museum Kereta Api Ambarawa

BACA JUGA:Mengenal Jejak Sejarah Berdirinya Museum Kereta Api Ambarawa

Dan tempat yang jelas untuk mencarinya adalah di salah satu gundukan yang mengelilingi kota,” ujar Rose. Lebih dari 125 gundukan kuburan yang mengelilingi Gordion berasal dari abad ke-9 hingga ke-6 SM. 

Pekerjaan tanah raksasa ini, yang tampak seperti bukit-bukit asing di lanskap datar, dibangun untuk melindungi makam orang-orang penting dari perampok makam, seperti halnya piramida Mesir. 

Yang terbesar adalah sebuah puncak curam yang kini ditutupi rumput kuning lebat, berdiri setinggi 53 meter. 

Postur itu menjadikannya gundukan pemakaman terbesar kedua di Turkiye. Para ahli memperkirakan, dibutuhkan 1.000 orang hingga dua tahun untuk membangunnya.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dari Penemuan Kapak Tangan Purba yang Berusia 200 Ribu Tahun di Utara Arab Saudi

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Peradaban Melalui Temuan Kerangka Manusia Tertua di Vietnam

"Para arkeolog awalnya menamakan gundukan itu sebagai Midas Mound karena mereka mengira Midas pasti terkubur di dalamnya. 

Tapi mereka tidak tahu pasti," kata Rose. “Arkeolog harus sangat berhati-hati saat menggalinya karena itu hanyalah tumpukan besar tanah yang dipadatkan. Jika salah, maka semuanya bisa runtuh,” ujarnya. 

Pada 1957, bekerja sama dengan tim penambang batu bara Turkiye, para ahli dengan hati-hati membuat terowongan ke dalam gundukan tersebut. 

Di dalamnya, mereka menemukan ruang pemakaman besar yang terbuat dari kayu pinus dan juniper, terawetkan dengan sempurna di dalam kepompong kedap udara selama hampir 3.000 tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: