Mengungkap Rahasia Hilangnya Suku Maya dari Peradaban

Mengungkap Rahasia Hilangnya Suku Maya dari Peradaban

sejarah hilangnya suku maya -Foto: net-

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Kemudian, pada periode Pascaklasik, kota utara Chichen Itza mengalami kebangkitan, dan kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala juga  memperluas wilayahnya.

Kekaisaran Spanyol menjajah Mesoamerika pada abad ke-16,  dan setelah  penaklukan yang lama, Nojipetén, kota Maya terakhir, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.

Pada zaman Klasik, kekuasaan ada di tangan raja-raja yang memerintah di negara kotanya masing-masing dengan konsep "raja dewata" yang bertindak sebagai penengah antara dunia nyata dengan dunia gaib.

Jabatan raja diturunkan secara patrilineal kepada anak laki-laki sulung.

BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan

BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit

Calon raja diharapkan menjadi seorang pemimpin perang yang andal.

Politik Maya didominasi oleh sistem patronasi yang tertutup, walaupun sistem politik setiap negara kota tidak selalu sama.

Pada zaman Klasik Akhir, golongan ningrat menjadi semakin kuat, sehingga mengurangi kekuasaan "raja dewata".

Peradaban Maya mengembangkan karya seni dari bahan-bahan tahan lama maupun tidak tahan lama, seperti kayu, giok, obsidian, batu, dan stuko.

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional

Karya seninya juga bermacam-macam, dari pahatan, keramik, hingga lukisan dinding.

Kota-kota Maya tidak memiliki perencanaan yang terpusat, dan bangunan-bangunan baru didirikan sesuka hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: