Ternyata Inilah Trik yang Dilakukakn Sultan Agung Agar Palembang Tak Berpihak kepada Kompeni

Ternyata Inilah Trik yang Dilakukakn Sultan Agung Agar Palembang Tak Berpihak kepada Kompeni

Ternyata Inilah Trik yang Dilakukakn Sultan Agung Agar Palembang Tak Berpihak kepada Kompeni -Foto: net-

Inggris pada 1636 sudah akrab dengan Mataram. Saat itu, Palemang sudah condong merapat kepada Kompeni.

Untuk tujuan pembangunan loji itu, Raja Palembang mengirim surat berikut berbagai hadiah kepada Kompeni di Batavia. Surat dan hadiah itu dititipkan dengan menggunakan kapal Kompeni.

BACA JUGA:Candi Atau Pesanggrahan, Situs Gumbirowati Konon Ada Jejak Mataram, Kini Jadi Wisata Sejarah di Gunung Kidul

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Raja Palembang tak berani mengirimkan kapal utusan ke Batavia. Rupanya takut jika Sultan Agung mengetahuinya.

Sultan Agung merasakan perubahan sikap Palembang. Karenanya, pada Agustus 1636 Sultan Agung mengirim utusan ke Palembang.

Utusan itu berangkat dengan dua kapal perang dan delapan kapal kecil yang bisa masuk Sungai Musi. Sultan Agung memerintahkan utusan itu tinggal di Palembang sampai November 1636.

Datangnya seorang utusan dengan dua kapal perang dan delapan kapal kecil itu sangat mengesankan bagi Palembang. Itu karena Palembang telah menganggap Mataram sebagai negeri yang kuat dan ditakuti.

BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan

BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit

Belum cukup dengan kehadiran dua kapal perang dan dua kapal kecil dari Mataram. Kedatangan kapal-kapal dari Jambi tak menghilangkan perasaan waswas Palembang, sebab orang-orang Jambi juga takut kepada armada Mataram.

Salah satu putri Raja Palembang telah dinikahi Pangeran Adipati Anom dari Jambi. Ketika Raja Palembang meninggal dunia pada 1636 itu, Pangeran Adipati Anom dari Jambi ini menuntut tahta.

Alsannya, karena istrinya menurut aturan adat tak bisa menjadi raja. Tentu saja keinginannya ditolak.

Orang-orang Palembang tak setuju jika mereka dipimpin oleh raja dari Jambi. Mereka menginginkan raja yang berasal dari Palembang juga.

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: