Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama di Indonesia, Mampu Produksi Sebesar 7 Ton Mintak Perhari

Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama di Indonesia, Mampu Produksi Sebesar 7 Ton Mintak Perhari

Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama di Indonesia, Mampu Produksi Sebesar 7 Ton Mintak Perhari--

PAGARALAMPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pabrik minyak makan merah pertama di Indonesia, sebuah langkah besar dalam upaya mengolah langsung kelapa sawit menjadi minyak makan.

Pabrik tersebut, yang terletak di Deli Serdang, Sumatera Utara, memiliki kapasitas produksi sebesar 7 ton minyak per hari.

Merupakan pencapaian yang membanggakan, pabrik ini telah diresmikan sebagai salah satu upaya konkret dalam mewujudkan hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menjelaskan bahwa Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau bukan hanya sekadar proyek biasa.

BACA JUGA:Menteri ATR/BPN Beberkan Peran Kementeriannya dalam Mega Proyek IKN, Begini Kata AHY!

Melainkan salah satu dari tiga proyek serupa yang direncanakan di Sumatera Utara.

Dua pabrik tambahan direncanakan akan dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat.

Dengan demikian, Sumatera Utara diharapkan menjadi basis produksi minyak makan merah terbesar di Indonesia.

Pabrik tersebut akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari lahan kelapa sawit seluas sekitar 1000 hektare milik PTPN Group.

BACA JUGA:Ramadhan Berkah, Polres Pagar Alam Berbagai Takjil Kepada Pengendara

Dengan kapasitas olah sebesar 10 ton CPO per hari, pabrik ini bertujuan untuk menghasilkan 7 ton minyak makan merah setiap harinya.

Langkah ini tidak hanya akan memberikan nilai tambah bagi hasil produksi kelapa sawit, tetapi juga diharapkan dapat mengatasi masalah stunting serta memberdayakan ekonomi masyarakat.

Mohammad Abdul Ghani menegaskan bahwa keberadaan pabrik minyak makan merah ini tidak hanya akan bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi petani rakyat.

Melalui proses hilirisasi ini, masyarakat petani akan mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar dibandingkan hanya menjual TBS mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: