Penyegelan Gedung Pasar 16 Ilir Palembang Memicu Krisis bagi Ribuan Pedagang, Ini Penyebabnya!

 Penyegelan Gedung Pasar 16 Ilir Palembang Memicu Krisis bagi Ribuan Pedagang, Ini Penyebabnya!

Penyegelan Gedung Pasar 16 Ilir Palembang Memicu Krisis bagi Ribuan Pedagang, Ini Penyebabnya!--

PAGARALAMPOS.COM - Pasar 16 Ilir Palembang, sebuah pusat perdagangan yang merupakan nadi ekonomi bagi ribuan pedagang, kini menjadi saksi bisu dari konflik yang meruncing antara pengelola dan pedagang.

Keputusan drastis untuk menyegel gedung oleh PT Bima Citra Realty (BCR) pada Kamis malam, 7 Maret 2024, telah mengejutkan dan merugikan banyak pihak.

Pada pukul 23.30, ketika para pedagang telah pulang, gedung Pasar 16 Ilir Palembang disegel dengan penuh seng, menutup pintu keluar masuk dan dipasangi banner yang memberi tahu tentang penyegelan.

Banner tersebut mengancam hukuman penjara hingga 2 tahun 8 bulan bagi siapapun yang berusaha merusak penyegelan tersebut.

BACA JUGA:Mengungkap Pesona 8 Candi Besar Sumatera, Warisan Wisata Sejarah Unik di Indoenesia!

Salah satu pedagang, OS, yang memiliki toko di dalam gedung, mengungkapkan dampak langsung dari penyegelan ini.

Mereka tidak bisa masuk ke dalam gedung, menyebabkan aktivitas jual-beli terhenti secara mendadak.

OS juga menyoroti bahwa tindakan ini merupakan tekanan dari pihak pengelola agar pedagang menyetujui perpanjangan Hak Milik Sertifikat (SHM) dengan harga sewa yang tidak masuk akal.

Pengelola Pasar 16 Ilir meminta pedagang untuk membayar harga sewa mulai dari Rp350 juta hingga Rp700 juta, sebuah angka yang jauh di luar jangkauan bagi sebagian besar pedagang.

BACA JUGA:Inilah Keajaiban 8 Candi Besar, Peninggalan Sejarah di Pulau Sumatera, Cus Merapat!

Sebelum penyegelan, pendapatan pedagang sudah turun hingga 70 persen, sebuah situasi yang membuat mereka merasa terpojok.

Keputusan ini semakin memperumit situasi ketika PT BCR memberlakukan harga kios sebesar Rp350 juta, disesuaikan dengan lokasi dan ukuran, untuk masa sewa 25 tahun.

Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, dengan daya beli masyarakat yang menurun drastis, harga sewa yang fantastis ini menjadi beban yang tidak terpikul bagi kebanyakan pedagang.

Para pedagang merasa bahwa penyegelan ini bukan hanya sebuah tindakan represif, tetapi juga tindakan yang mengancam keberlangsungan usaha mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: