Keberadaan dan Peran Pasukan Bregada dalam Sejarah dan Budaya Kesultanan Mataram
Keberadaan dan Peran Pasukan Bregada dalam Sejarah dan Budaya Kesultanan Mataram--
BACA JUGA:Sejarah Indonesia, Menguak Kejayaan dan Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera.
Pasukan ini terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap penjajah, baik VOC maupun Inggris.
Kehebatan pasukan ini sempat membuat tentara Inggris kerepotan saat menyerang Keraton pada tahun 1812 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana II.
Namun, semenjak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana III, pasukan bregada mulai mengalami kemunduran.
Hal ini disebabkan oleh perjanjian yang ditandatangani oleh Sultan dengan Raffles, yang melarang Kasultanan Ngayogyakarta memiliki angkatan bersenjata yang kuat.
BACA JUGA:Rahasia Kebesaran Kerajaan Demak, Sebuah Dinasti Penyebar Islam di Tanah Jawa!
Akibatnya, pasukan bregada hanya diperbolehkan tampil sebagai pasukan upacara atau pesta rakyat, seperti Grebeg atau merti dusun.
Meskipun demikian, pasukan bregada tidak pernah kehilangan semangat dan kesetiaannya kepada Sultan dan rakyat.
Pasukan ini tetap menjaga tradisi dan nilai-nilai keprajuritan yang telah diwariskan oleh para pendahulunya.
Pasukan ini juga tetap berlatih dan berjaga-jaga untuk menghadapi segala kemungkinan.
Pasukan ini juga menjadi simbol kewibawaan dan kedaulatan Kesultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman.
Saat ini, terdapat tiga kategori pasukan bregada yang aktif di Yogyakarta, yaitu bregada Keraton Yogyakarta, bregada Pura Pakualaman, dan bregada rakyat, yang dibentuk secara swadaya oleh masyarakat.
Pasukan bregada kerap tampil dalam berbagai acara adat atau budaya, seperti Festival Bregada Rakyat, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DIY.
Pasukan bregada juga menjadi daya tarik bagi wisatawan, yang ingin menyaksikan keunikan dan keindahan pasukan prajurit Kraton Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: