Kontroversi Atlantis Ditemukan, Begini Analisa Fakta The Lost City

Kontroversi Atlantis Ditemukan, Begini Analisa Fakta The Lost City

Foto : Jejak atlantis.-Kontroversi Atlantis Ditemukan, Begini Analisa Fakta The Lost City-Google.com

PAGARALAMPOS.COM - Misteri  kota berjuluk Kota Atlantis yang Hilang, benua yang diyakini hilang,  masih menjadi Misteri yang belum terpecahkan.

Banyak peneliti yang meyakini bahwa Atlantis terletak di tempat lain, namun hal tersebut belum dapat dibuktikan secara pasti.

Atlantis sering digambarkan sebagai masyarakat utopis yang maju dengan kecerdasan yang mampu membawa perdamaian dunia.

 Ribuan buku  serta majalah dan situs web yang didedikasikan untuk studi dan presentasi Atlantis telah diterbitkan. Beberapa orang bahkan kehilangan kekayaannya dan dalam beberapa kasus nyawanya mencari Atlantis. Hebohkan dunia, ternyata benua Atlantis yang hilang adalah Indonesia, benarkah?

BACA JUGA:Potret Kepedulian Satgas Yonif 330/Tri Dharma, Membangun Honai Warga di Pedalaman Papua

Dimana Salah satu pakar yang percaya Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio Santos, seorang ahli geologi dan fisikawan nuklir asal Brasil, yang telah melakukan penelitian selama 30 tahun untuk mengungkap keberadaan Atlantis.

Santos menggunakan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan mitologi perbandingan dalam penelitiannya.

Ia yakin bahwa Atlantis tenggelam sekitar 11.600 tahun yang lalu akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi secara bersamaan pada akhir zaman.

Salah satu gunung api besar yang meletus saat itu adalah Gunung Krakatau Purba, yang kabarnya letusannya dapat menggelapkan seluruh dunia.

BACA JUGA:Angkatan Laut Turki Bangun Floating Dock Khusus Kapal Selam

Letusan gunung-gunung berapi tersebut mengakibatkan gempa bumi, pencairan es, banjir, dan tsunami dahsyat.

Selain itu, letusan tersebut membuka Selat Sunda dan menyebabkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.

Bencana yang terjadi juga menyebabkan kepunahan hampir 70 persen spesies mamalia, termasuk manusia, yang hidup pada masa itu.

Menurut Santos, manusia yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka ke wilayah baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: