Bener-bener Gak Wajar! Inilah Tradisi Suku Polahi, Kok Bisa Menikahi Ibu Sendiri

Bener-bener Gak Wajar! Inilah Tradisi Suku Polahi, Kok Bisa Menikahi Ibu Sendiri

Begituan Sama Ibu Sendiri? Inilah Tradisi di Suku Polahi yang Sudah Ada Sejak Zaman Penjajah!--Net

PAGARALAMPOS.COM - Masih banyak peninggalan purbakala yang masih dilestarikan bahkan menjadi ciri khas  kelompok manusia di seluruh dunia, terutama kelompok masyarakat yang masih tinggal di hutan lebat.

Tak terkecuali kelompok domestik di Indonesia.

Ada kelompok masyarakat pedalaman yang mempunyai kebiasaan yang lama kelamaan menjadi tradisional, bahkan menjadi ciri khas.

Dengan  keunikan yang hampir tak terhitung jumlahnya, suku-suku asli Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dalam berbagai aspek.

BACA JUGA:Satgas Pamtas RI - PNG Yonif 111/KB Pantau Stabilitas Keamanan di Wilayah Pedalaman Boven Digoel

Suku Polahi salah satunya,  diyakini terdiri dari para eks pengungsi  yang melarikan diri dari penjajahan Belanda dan bertempat tinggal di hutan. Menurut cerita yang ada, Suku Polahi merupakan sekelompok masyarakat Gorontalo yang mengungsi ke  hutan pada abad ke-17 untuk menghindari penjajahan dan membayar pajak kepada penjajah Belanda.

Suku ini masih hidup hingga saat ini di hutan pedalaman wilayah Boliyohuto, Paguyaman dan Suwawa provinsi Gorontalo.

Dalam Kamus Bahasa Gorontalo, kata Polahi berasal dari kata Lahi-lahi yang berarti orang yang melarikan diri atau menjadi pengungsi.

Hal ini menggambarkan keadaan suku Polahi saat itu, mereka melarikan diri dari jalur dan tinggal di hutan-hutan, khususnya di lereng gunung Boliyohuto di desa Tamaila Utara, kecamatan Tolangohula, Bupati Gorontalo.

BACA JUGA:Bikin Korut Iri, Korea Selatan Tawarkan Kapal Selam KSS-III Batch II Ke Polandia

Menurut catatan sejarah yang ada, suku Polahi sebenarnya adalah penduduk Gorontalo yang mengungsi ke dalam hutan karena pemimpinnya pada masa penjajahan Belanda tidak ingin ditindas oleh penjajah.

Oleh karena itu, orang Gorontalo menyebut mereka Polahi, yang secara harfiah berarti "pelarian".

Keadaan tersebut mempengaruhi kondisi suku Polahi dengan kehidupan di dalam hutan.

Meskipun Indonesia telah merdeka, sebagian keturunan Polahi masih memilih tinggal di hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: