Adat dan Tradisi Indonesia, Unik dan Nyeleneh, Suku Polahi Perkawinan Sedarah, Simak yuk, Jang.

Adat dan Tradisi Indonesia, Unik dan Nyeleneh, Suku Polahi Perkawinan Sedarah, Simak yuk,  Jang.

Asal- usul Suku Polahi, Bangsa Yang Memiliki Tradisi Menikah Dengan Saudara Sedarah!-tangkapan layar-Youtube

Asal- usul Suku Polahi, Bangsa Yang Memiliki Tradisi Menikah Dengan Saudara Sedarah!-tangkapan layar-Youtube

Berbeda dengan sistem perkawinan umum di mana dua individu dari keluarga yang berbeda menikah tanpa ikatan darah.

Suku Polahi memiliki budaya sistem kawin sedarah atau sistem perkawinan inses.

Perkawinan sedarah di suku Polahi memungkinkan anggota keluarga untuk menikah dengan sesama anggota keluarga yang memiliki ikatan darah.

BACA JUGA:Candi Tertinggi Diatas Gunung! Ini Penemuan Peninggalan Majapahit Yang Menakjubkan Di Jawa Timur

Seperti antara ibu dan anak laki-laki, bapak dan anak perempuan, atau saudara laki-laki dan saudara perempuan.

Sistem ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda dan masih dipraktikkan hingga saat ini, meskipun dianggap tidak biasa atau bahkan aneh oleh budaya umum.

Pernikahan sedarah ini sebenarnya bukan berdasarkan kebiasaan adat, tetapi lebih karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan mereka tentang pergaulan di luar kelompok mereka sendiri.

BACA JUGA:Jalur Ini Terkenal Paling Mistis! Mengupas Misteri Alas Lali Jiwo Gunung Arjuno Di Malang Jawa Timur


Bikin Geleng Kepala! Ternyata ini Tujuan Tradisi Pernikahan Sedarah di Suku Polahi-Foto: net-

Para anggota suku Polahi memiliki keterbatasan pengetahuan genetika.

Sehingga mereka melakukan perkawinan sedarah di antara mereka tanpa menyadari risiko genetik yang dapat mempengaruhi kesehatan keturunan mereka.

Dalam ilmu kesehatan dan penelitian, perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko kelainan genetik atau cacat pada keturunan.

BACA JUGA:Mas Bro, Ini Samsung 43 T6500, Smart TV Berkualitas dengan Harga Terjangkau, Keren Cuk.

Anak-anak yang lahir dari perkawinan sedarah cenderung memiliki keragaman genetik yang sangat minim, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit genetik langka atau cacat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: