Berkisah dari Batu dan Arsitektur, Inilah Keajaiban Candi Dieng di Tengah Alam Jawa Tengah

Berkisah dari Batu dan Arsitektur, Inilah Keajaiban Candi Dieng di Tengah Alam Jawa Tengah

Berkisah dari Batu dan Arsitektur, Inilah Keajaiban Candi Dieng di Tengah Alam Jawa Tengah--

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah kemegahan Pegunungan Dieng yang memikat dengan keindahan alamnya, tersembunyi sebuah kompleks candi yang menyimpan misteri yang tak terhitung banyaknya.

Kompleks Candi Dieng yang terletak di lereng pegunungan tersebut, telah lama menjadi pusat perhatian bagi para arkeolog dan wisatawan.

Meskipun minimnya informasi yang ada mengenai situs ini, pesonanya tetap tidak pernah pudar di mata masyarakat sekitar dan para pengunjung yang datang dari berbagai penjuru.

Lalu, apa yang sebenarnya membuat candi-candi ini begitu memikat? Mari kita telusuri lebih lanjut dalam artikel ini!

BACA JUGA:Bebas Pilih Perawan Atau Bersuami, Ini Tradisi Suku Dengan Ritual Unik Di Indonesia!

Perjalanan kita ke dunia misteri Candi Dieng dimulai pada tahun 1814, ketika seorang tentara Inggris pertama kali menemukan reruntuhan bangunan yang terendam air di danau.

Pemandangan ini memikat perhatiannya. Namun, baru pada tahun 1856, usaha pengeringan danau dimulai di bawah pimpinan Isidore van Kinsbergen.

Candi-candi yang tersembunyi di dalam air mulai dibersihkan dan dikeringkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864.

Namun, sampai saat ini, misteri terkait bagaimana kompleks candi ini muncul dan alasan dibalik pembangunannya tetap menjadi teka-teki yang sulit diartikan.

BACA JUGA:Bebas Pilih Perawan Atau Bersuami, Tradisi Ritual Unik di Indonesia, Ini Suku- Nya!

Tidak ada prasasti atau peninggalan yang memberikan kisah lengkap tentang asal-usulnya.

Meskipun demikian, analisis terhadap seorang prasasti yang berasal dari tahun 808 Masehi memberikan petunjuk bahwa Candi Dieng adalah peninggalan Kerajaan Kalingga yang didirikan atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.

Prasasti ini juga menjadi salah satu prasasti tertua yang menggunakan aksara Jawa kuno. Walau diperkirakan ada sekitar 400 candi, pada saat ditemukan, hanya delapan candi yang ditemukan di kompleks ini.

Kompleks candi yang mengikuti aliran Hindu Syiwa ini diduga dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama terjadi antara akhir abad ke-7 Masehi hingga awal abad ke-8 Masehi, saat Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Semar, dan Candi Gatotkaca diperkirakan dibangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: