Kontroversi Atlantis di Indonesia, Antara Argument Geologist, Arkeolog dan Filsuf Yunani
Cerita Plato Tentang Atlantis
Filsuf Yunani ini menggambarkannya sebagai negara makmur yang bermandikan sinar matahari sepanjang waktu.
BACA JUGA:Wah Ternyata Inilah Fakta dan Alasan Gunung Padang Simpan Banyak Logam Mulia yang Tersembunyi
Dengan Penyebutan nama Atlantis ada dalam buku karangannya, Timaeus dan Kritias.
Plato menyebut pulau tersebut hilang di tahun 360 SM dan hingga kini menjadi misteri.
Indonesia, dengan letaknya di sekitar garis khatulistiwa, memenuhi syarat-syarat tersebut. Plato juga menggambarkan Atlantis sebagai pusat peradaban dunia yang kaya akan alam, ilmu pengetahuan, bahasa, dan lain-lain.
Pulau-pulau di Indonesia juga dianggap sebagai puncak-puncak gunung dan dataran tinggi dari benua Atlantis yang tenggelam.
BACA JUGA:Benar Benar Menakjubkan, Istana Didalam Hutan Jawa, Ternyata Begini Ceritanya
Namun, Santos menekankan bahwa banyak peneliti terperdaya oleh kesamaan nama "Atlantis" dengan Samudera Atlantik, yang terletak di antara Eropa, Amerika, dan Afrika.
Pada masa kuno sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera Atlantik sebenarnya merujuk pada terusan Samudera Pasifik dan Hindia.
Menurut Santos, keengganan Dunia Barat untuk mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis dikarenakan hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang penemu peradaban.
Jika bukti keberadaan Atlantis di Indonesia ditemukan, maka teori yang menyatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan terguncang.
Namun, beberapa pakar berpendapat bahwa teori Atlantis di Indonesia masih harus dikaji lebih lanjut karena belum didukung oleh bukti-bukti yang memadai.
Meskipun demikian, pandangan ini mengundang minat banyak orang untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mengungkap misteri Atlantis yang masih menyimpan banyak pertanyaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: