Sudah Ada Sejak Zaman Majapahir, Inilah Mitos Yang Beredar di Air Terjun Putuk Truno
BACA JUGA:Menguak 12 Misteri dan Fakta Menarik di Balik Keajaiban Megalitikum Situs Gunung Padang
Untuk itu berbagai cara telah dilakukan agar tali cinta keduanya terputus, sang adipati akhirnya mengisolir putrinya ke sebuah tempat di kawasan Purwodadi, Pasuruan yang kini bernama Coban Baung (coban = air terjun, baung = suara serigala).
Tak berhenti sampai di situ, Sang Arya Wiraraja juga memagari kawasan itu dengan kekuatan gaib agar putrinya tak bisa berhubungan lagi dengan Joko Taruno.
Putri Sri Gading Lestari kemudian dijuluki Putri Baung. Lokasi air terjun dimana Sri Gading diasingkan dikemudian hari dikenal orang dengan sebutan Coban Baung.
Uniknya pada saat-saat tertentu di sekitar lokasi air terjun ini akan terdengar suara seperti lolongan serigala, konon itu merupakan ungkapan cinta kasih Putri Sri Gading .
BACA JUGA:Aneh! inilah 5 Tradisi yang ada di Tanah Air Bikin Kamu Terheran-heran
Joko Taruno ternyata tak pernah letih mencintai Sri Gading, akhirnya kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu memutuskan untuk melakukan tapa brata alias semedi menghadap sang hyang dewa penguasa jagad. Ketulusan cinta Joko Taruno akhirnya membuahkan hasil .
Pagar gaib pun bisa ditaklukannya. Keduanya berhasil meloloskan diri menuju sebuah air terjun, dimana air terjun tersebut merupakan tempat Joko Taruno biasa bertapa di sana.
Tempat itu kini dinamakan Air Terjun Putuk Truno. Di tempat itulah, cinta kasih mereka tumbuh dan bersemi kembali hingga kekal-abadi. Air Terjun Putuk Truno dinamakan juga Air Terjun Keabadian.
Cerita itulah yang menjadi asal muasal nama air Terjun Putuk Truno. Terlepas dari keunikan legenda cerita sejarahnya, air terjun Putuk Truno memang menyajikan daya tarik tersendiri.
Gemuruh suara hempasan airnya, serta kencangnya tiupan udara membuat butiran-butiran air yang menerpa wajah, bisa dirasakan hingga ke tempat duduk disekeliling tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: