Wajar Saja SAKTI, Aji Saka Dalam Perwayangan Adalah Anak Dewa
Kesaktian itu bahkan tak dimiliki oleh Hayam Wuruk atau pun ibunya yang pernah bertakhta jadi raja.
Konon ketika pasukan Majapahit diperintahkan untuk mengepung rumah Gajah Mada, misi tersebut gagal.
Tentara bersenjata lengkap bergerak menuju rumah Patih Gajah Mada. Titir dibunyikan. Bala tentara Majapahit bersorak-sorak.
Pagar pekarangan dirusak hingga membuat batasnya terhapus. Bala tentara berdesak-desak masuk halaman.
Mahapatih Gajah Mada yang telah bersiap menggunakan cawat celana geringsing, berselubung kain putih, bersabuk atmaraksi, berdiri di tengah halaman, bersemedi.
Seketika itu juga sang patih dengan jiwa raganya moksa ke Wisnuloka. Seisi rumah kepatihan dengan serta merta mencucurkan air mata menyaksikan kejadian itu.
Sementara itu terdengar laporan bahwa Gajah Mada telah lolos. Semua orang dikerahkan untuk mencarinya, menelusuri desa-desa mencari keberadaan sang Gajah Mada yang dengan kesaktiannya moksa.
Sang istri Ken Bebed mengikuti langkah suaminya meninggalkan rumah, mengembara mencari tempat bersembunyi jauh dari ibu kota Majapahit.
Di tempat sunyi sepi ia bertemu dengan seorang pria, yang sangat bagus rupanya seolah-olah titisan Dewa Asmara.
Tingkah lakunya mirip sang suami Gajah Mada. Ken Bebed tak putus-putusnya bertanya kepada pria itu, siapa dia, dan dari mana asalnya.
Sang pria itu akhirnya mengaku bahwa ia sedang menelusur desa dan tempat-tempat sunyi untuk mencari maut. Ia berasal dari Majapahit.
Meninggalkan Majapahit, karena orang-orang Majapahit sedang marah. Nyi Patih mengenal kembali suaminya yang telah moksa. Segera dipeluknya, tetapi pria itu hilang.
Ken Bebed pun segera berdandan, berlangir, bersisir, berkampuh lungsir putih, berselubung kain putih, siap untuk berbela.
Keris yang sudah terhunus ditikamkan ke dalam dadanya tembus sampai jantung. Matilah pula sang istri Gajah Mada mengikuti jejak suaminya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: