Kisah Si Pahit Lidah, Pangeran Dari Daerah Sumidang
kekuatan di lidah--
PAGARALAMPOS.COM –Kisah Si Pahit Lidah ini menceritakan tentang seorang Pangeran dari daerah Sumidang yang bernama Pangeran Serunting.
Sebagaimana diketahui, si pahit lidah sendiri merupakan julukan bagi orang yang punya 'kekuatan di lidah'.
Misteri Si Pahit Lidah
Dalam versi dari Suku Serawai (Semidang Alas Bengkulu Selatan), Si Pahit Lidah berasal dari jazirah Arab, yang mendapat tugas dari Batara Majapahit untuk menjadi Duta Majapahit di Negeri Bengkulu.
BACA JUGA:Jadilah Batu Selamanya! Ucapan Pendekar Si Pahit Lidah Yang Menjadi Kenyataan!
Di Bengkulu untuk mempermudah tugasnya, Si Pahit Lidah kemudian menikah dengan puteri Raja Serawai.
Sementara dalam versi Suku Gumay Besemah, Si Pahit Lidah bernama Pangeran Sukemilung, anak dari Ratu Radje Mude (Ratu Kebuyutan) penguasa terakhir Bukit Siguntang.
Dalam versi ini Si Pahit Lidah diceritakan keturunan ke-9 dari Diwe Gumai.
Kisah Diwe Gumai di Bukit Siguntang ini, mirip dengan kisah Legenda Palembang, yang berkisah tentang Raja Sulan (Diwe Gumai), yang berputera Raja Mufti (Ratu Iskandar Alam) dan Raja Alim (Ratu Selibar Alam).
BACA JUGA:Wow! Selain Petapa, Ternyata Si Pahit Lidah Juga Merupakan Utusan Majapahit Sebagai Pendakwah
Dimana kemudian anak keturunan Raja Alim (Ratu Selibar Alam) hijrah ke pedalaman membangun Kerajaan Pagar Ruyung.
Dari kedua versi di atas, bisa diambil jalan tengah Si Pahit Lidah sejatinya putera asli Sumatera, yang kemudian belajar di jazirah Arab, sepulang belajar ia mengabdi di Kerajaan Majapahit.
Dan dikarenakan kedekatan kultural, Si Pahit Lidah diangkat menjadi Duta Majapahit untuk Negeri Bengkulu.
Sosok Si Pahit Lidah yang belajar di Jazirah Arab, memberi petunjuk sesungguhnya Si Pahit Lidah adalah seorang ulama penyebar dakwah Islam.
BACA JUGA:Pendekar Sekaligus Pendakwah! 6 Lokasi ini Dikunjungi Si Pahit Lidah Menyebarkan Dakwah Kebaikan
Ia dijuluki Si Pahit Lidah, mungkin dikarenakan cara dakwahnya yang tegas, tidak segan-segan mengungkapkan satu ayat (kebenaran) meskipun dirasa pahit oleh pendengarnya.
Cara dakwah Si Pahit Lidah ini ternyata mendapat tentangan dari saudara iparnya sendiri yang bernama Si Mata Empat (Aria Tebing).
Suatu masa, keduanya berdebat panjang berkenaan dalil dari satu persoalan.
Nampaknya, dalil-dalil yang dikemukan Si Mata Empat lebih banyak mendapat dukungan dari masyarakat setempat, hal inilah yang membuat Si Pahit Lidah kecewa, dan memutuskan untuk berkelana sambil menyebarkan Islam di pelosok pulau Sumatera.
BACA JUGA:Menarik! Legenda Si Pahit Lidah Versi Suku Gumai Besemah Serta Silsilah Keluarganya
Sepanjang parantauannya, Si Pahit Lidah tidak mengubah cara dakwahnya yang tegas, sehingga membuat banyak pihak yang ketar-ketir, seolah diam membatu, tidak bisa membantah apa yang menjadi hujjah Si Pahit Lidah.
Di ujung perjalanannya, ia kemudian diangkat menjadi Wali Negeri Jambi. Selama menjadi Wali Negeri Jambi, Si Pahit Lidah dibantu oleh keponakannya Si Mata Empat II, yang merupakan putera dari Si Mata Empat (Aria Tebing).
Di Jambi Si Pahit Lidah dikenal dengan nama Dewa Sekerabah, sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi.
Setelah Si Pahit Lidah wafat, wali negeri Jambi kemudian dipegang oleh Tun Telanai utusan dari Sultan Mansyur Syah (memerintah Malaka, 1458-1477).
BACA JUGA:TERNYATA! Ini Awal Masalah Pendekar Si Pahit Lidah dan Aria Tebing Hingga Adu Kekuatan, Karena Apa?
Sejarah Puyang Serunting Sakti
Serunting, itu nama aslinya., ada juga yg menyebutnya serunting sakti.
Cerita kesaktiannya telah dibicarakan sejak dulu di daerah sumatera bagian selatan., tak hanya Provinsi Sumsel, daerah kekuasaannya sampai jambi, bengkulu dan lampung., menurut legendanya dia pendekar yg baik hati dan bijaksana.,
Berbagai versi asal muasal puyang serunting Sakti.
BACA JUGA:CURANG! Ternyata Si Mata Empat Gunakan Siasat Ini Untuk Mengalahkan Legenda Sumsel Si Pahit Lidah
1. Versi dari Suku Serawai ( Semidang Alas Bengkulu Selatan )
Berdasarkan cerira tutur, Suku Serawai berasal dari leluhur yang bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah. Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap.
Sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab yang datang ke Bengkulu melalui Kerajaan Majapahit.
Asal-usul suku Serawai masih belum bisa dirumuskan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk-bentuk publikasi lainnya. Asal-usul suku Serawai hanya diperoleh dari uraian atau cerita dari orang-orang tua.
BACA JUGA:Wow! Ternyata Sumsel Punya 10 Legenda Terkenal, Salahsatunya Si Pahit Lidah
Sudah tentu sejarah tutur seperti ini sangat sukar menghindar dari masuknya unsur-unsur legenda atau dongeng sehingga sulit untuk membedakan dengan yang bernilai sejarah.
Ada satu tulisan yang ditemukan di makam Leluhur Semidang Empat Dusun yang terletak di Maras, Talo.
Tulisan tersebut ditulis di atas kulit kayu dengan menggunakan huruf yang menyerupai huruf Arab kuno. Namun sayang sekali sampai saat ini belum ada di antara para ahli yang dapat membacanya.
Berdasarkan cerita para orang tua, suku bangsa Serawai berasal dari leluhur yang bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah.
BACA JUGA:CURANG! Ternyata Si Mata Empat Gunakan Siasat Ini Untuk Mengalahkan Legenda Sumsel Si Pahit Lidah
Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap, sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab, yang datang ke Bengkulu melalui kerajaan Majapahit.
Di Majapahit, Serunting Sakti meminta sebuah daerah untuk didiaminya, dan oleh Raja Majapahit dia diperintahkan untuk memimpin di daerah Bengkulu Selatan.
Ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti berasal dari langit, ia turun ke bumi tanpa melalui rahim seorang ibu. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti adalah anak hasil hubungan gelap antara Puyang Kepala Jurai dengan Puteri Tenggang.
Di dalam Tembo Lebong terdapat cerita singkat mengenai seorang puteri yang bernama Puteri Senggang. Puteri Senggang adalah anak dari Rajo Megat, yang memiliki dua orang anak yakni Rajo Mawang dan Puteri Senggang.
BACA JUGA:TERNYATA! Ini Awal Masalah Pendekar Si Pahit Lidah dan Aria Tebing Hingga Adu Kekuatan, Karena Apa?
Dalam tembo tersebut kisah mengenai Rajo Mawang terus berlanjut, sedangkan kisah Puteri Senggang terputus begitu saja. Hanya saja ada disebutkan bahwa Puteri Senggang terbuang dari keluarga Rajo Mawang.
Apabila kita simak cerita tentang kelahiran Serunting Sakti, diduga ada hubungannya dengan kisah Puteri Senggang ini dan ada kemungkinan bahwa Puteri Senggang inilah yang disebut oleh orang Serawai dengan nama Puteri Tenggang.
Dikisahkan bahwa Puyang Kepala Jurai yang sangat sakti jatuh cinta kepada Puteri Tenggang, tapi cintanya ditolak. Namun berkat kesaktiannya, Puyang Kepala Jurai dapat melakukan hubungan seksual dengan puteri Tenggang, tanpa disadari oleh puteri itu sendiri.
Akibat dari perbuatan ini Puteri Tenggang menjadi hamil. Setelah Puteri Tenggang melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Puteri Tolak Merindu barulah terjadi pernikahan antara Putri Tenggang dengan Puyang Kepala Jurai, itupun dilakukan setelah Puteri Tolak Merindu dapat berjalan dan bertutur kata.
BACA JUGA:Simak! 5 Zodiak yang Paling Beruntung Besok Minggu, 28 Mei 2023
Setelah pernikahan tersebut, keluarga Puyang Kepala Jurai belum lagi memperoleh anak untuk jangka waktu yang lama. Kemudian Puyang Kepala Jurai mengangkat tujuh orang anak, yaitu: Semidang Tungau, Semidang Merigo, Semidang Resam, Semidang Pangi, Semidang Babat, Semidang Gumay, dan Semidang Semitul.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: