City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (02)
City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang--google.com
PAGARALAMPOS.COM – Lu Jianxiong (Liu Ye) dan beberapa tentara China yang lain masih berusaha bertahan meski mereka kalah persenjataan.
Di saat yang bersamaan, Mr. Tang (Fan Wei) yakin kalau ia bakal selamat dari tentara Jepang kalau ia berhasil masuk zona aman internasional.
Di antara penghuni kota Nanking juga ada seorang guru wanita bernama Jiang Shuyun (Gao Yuanyuan) yang mati-matian berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang.
BACA JUGA:City of Life and Death, Visualisasi yang Nyata Mengenai Betapa Kejamnya Perang (01)
Saat Lu Jianxiong sudah tak bisa lagi mempertahankan Nanking, korban nyawa makin berjatuhan.
Saat semuanya berakhir, tak kurang dari 300 ribu nyawa melayang akibat kekejaman tentara Jepang.
Ketika itu awal mula perang Sino-Jepang II. Kisah ini dimulai dari Kadokawa, seorang serdadu Jepang yang sedang menyerbu kota Nanjing, ibukota Cina ketika itu.
Tentara Jepang lantas menangkapi tentara Cina yang sedang bersembunyi bersama para pengungsi.
BACA JUGA:Fiksional Epik Biopik Seorang Vampir yang ‘Hidup Datar’ Selama Beratus Tahun (01)
Kemudian Lu Jianxiong di bagian lain di kota Nanjing masih bisa melakukan perlawanan walaupun kemudian juga tertangkap.
Yang terjadi selanjutnya tentu saja bikin kita para penonton syok.
Ya. Ternyata Para tentara Cina yang sudah menyerah tersebut kemudian dibantai.
Apa yang terjadi selanjutnya secara historis dikenal sebagai 'Pembantaian Nanking', periode beberapa minggu di mana sejumlah besar tahanan perang Cina dan warga sipil dibunuh oleh militer Jepang.
BACA JUGA:Fiksional Epik Biopik Seorang Vampir yang ‘Hidup Datar’ Selama Beratus Tahun (02)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: