Mengenal 6 Adat yang Unik dan Terkenal di Lampung
Mengenal 6 Adat yang Unik dan Terkenal di Lampung--
BACA JUGA:Harapkan Tingkat Partisipasi Masyarakat Meningkat
Tradisi Gawi dilaksanakan untuk ritual kehidupan, di antaranya kelahiran anak dan menjelang pernikahan. Tujuannya sebagai rasa syukur atas segala nikmat dan rezeki yang dilimpahkan sang pencipta. Tak semua orang bisa mengadakan perayaan ini.
Biasanya, hanya masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi berada yang bisa melaksanakannya. Ini dikarenakan biaya pembuatan acara yang termasuk mahal.
4. Ngumbai Lawok
Upacara adat yang satu ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur para nelayan akan melimpahnya hasil laut. Selain, mereka juga memohon keselamatan dan perlindungan dari sang pencipta saat mereka berlayar.
Cara pelaksanaannya adalah dengan menghanyutkan kepala kerbau yang telah disembelih ke laut sebagai simbol pengorbanan. Ritual unik ini mampu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Lampung.
5. Djujor
Djujor termasuk ritual adat pernikahan di Lampung. Muli atau gadis akan diambil oleh mekhanai atau pria bujang untuk dijadikan sebagai istri. Sang mekhanai dan keluarganya harus membayar bandi lunik atau mahar kepada wali sang muli.
Muli juga memiliki permintaan yang disebut kiluan yang menjadi haknya dan harus dipenuhi mekhanai.Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk pelaksanaannya, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Cara sembunyi atau sabambangan yaitu ketika si pria melarikan si gadis ke rumahnya.
BACA JUGA: Kurangi Laju Inflasi dan Kemiskinan Ekstrem Pagar Alam
Sesampainya di rumah si pria, kepala adat akan melaporkannya pada keluarga si gadis bahwa anak mereka hilang karena bertujuan untuk dipersunting.Sedangkan cara tekahang atau terang-terangan, yaitu si pria langsung mendatangi kediaman si gadis dan melamarnya.
Ada pula keharusan untuk membawa 24 macam kue adat kepada keluarga si gadis. Mahar harus dibayarkan kepada kepala adat pihak si gadis secara kontan.
6. Ngambabekha
Ritual unik ini dilakukan pada saat pembukaan hutan untuk digunakan sebagai lahan perkebunan atau perkampungan masyarakat. Masyarakat lokal meyakini bahwa hutan memiliki penunggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: