Tradisi 'Belanju dan Beghantagh', Cara Masyarakat Besemah Mengingat Asal dan Pererat Silaturahmi Saat Lebaran

Tradisi 'Belanju dan Beghantagh', Cara Masyarakat Besemah Mengingat Asal dan Pererat Silaturahmi Saat Lebaran

Belanju Riaye l-pidi-pagaralampos.com

BACA JUGA:Diam diam Polri Geledah Kediaman Dito, Temukan Lagi 2 Pucuk Senpi dan 78 Peluru

Selain itu Bastari melanjutkan, dengan pulang, maka orang rantau dapat menjejakkan kaki di tanah kelahirannya. Sesukses apapun seseorang di tanah rantau, tidak boleh melupakan tanah kelahiran yang telah membesarkannya di masa lalu.

“Makna penting dari mudik lebaran atau balik riaye maupun belanja memang adalah silaturahim. Dulu kalau masih muda, saya sering mengajukan cuti tahunan untuk merayakan lebaran  bersama keluarga,”kata Satar.

Puncak arus mudik sendiri diperkirakan Haidir akan jatuh pada H-2 lebaran. Saat itu kata dia, seluruh pemudik akan memadati stasiun, loket-loket, dan terminal angkutan umum. “Tiket akan habis,”ucapnya. Dari sinilah awal perjuangan mereka pulang ke tanah kelahirannya.

Beghantagh di Masjid

Ada satu tradisi masyarakat Pagaralam yang terlihat ketika Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini adalah beghantagh di masjid. Ini merupakan istilah untuk mengambarkan kegiatan warga yang membawa rantang berisi nasi serta lauk pauk ke dalam masjid setelah pelaksanaan sholat Ied.

Rantang-rantang itu kemudian ditata di tengah masjid. Sebelum rantang dibuka, diadakanlah semacam pembukaan acara yang diakhiri dengan do’a. Setelah itu, isi rantang kemudian dibuka, warga kemudian makan bersama-sama di dalam masjid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: